BIDANG KAJIAN, JENIS DAN
ALUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
![]() |
Disusun oleh:
Ade Prasetyo : 210311213
Dosen Pengampu:
Drs. Ju’Subaidi, M.Ag
(196005162000031001)
JURUSAN
TARBIYAH
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PONOROGO
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Guru yang baik, yaitu guru yang profesional, tidak
akan lekas puas dengan apa yang telah dihasilkan. Di antara kompetensi
profesional guru yang langsung terkait dengan Penelitian Tindakan Kelas, yaitu
“kemampuan melakukan penelitian sederhana dalam rangka peningkatan kualitas
profesional guru, khususnya kualitas pembelajaran”.
Kenyataannya, bahwa para peneliti (dalam penelitian
non kelas) telah gagal menjawab persoalan-persoalan praktis yang dihadapi guru
di kelas. Para peneliti (penelitian non kelas) ini lebih tertarik kepada aspek
publikasi ilmiah hasil penelitiannya, dibandingkan dengan kegiatan
mengaplikasikan temuannya untuk peningkatan kualitas pendidikan. Mengapa hal
seperti ini bisa terjadi? Menurut para pakar pendidikan, para peneliti tersebut
di kegiatan penelitiannya hanya menjawab persoalan-persoalan umum dalam dunia
pendidikan, bukan untuk melakukan aplikasi-aplikasi tertentu dalam kelas-kelas
khusus. Itulah yang menyebabkan persoalan-persoalan teknis (praktis) yang
mendasar dalam dunia pendidikan masih tetap belum terjawab.
B. RumusanMasalah
1. Seperti apakah bidang kajian PTK ?
2. Apa saja yang termasuk
jenis-jenis PTK ?
3. Bagaimanakah alur dari PTK ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bidang Kajian
PTK
Segala
sesuatu dilakukakan oleh seseorang karena kegiatan itu bermanfaat. Semakin
besar manfaat yang diperoleh dari suatu aktifitas, akan semakin besar pula
motivasi seseorang untuk melakukan kegiatan tersebut. Demikian juga pemahaman
tentang manfaat PTK, ia banyak dilakukan orang karena mempunyai banyak manfaat.
Salah satunya adalah sebagai daya pendukung dan faktor utama terwujudnya sistem
pembelajaran yang efektif, efisien dan sesuai dengan perencanaan pembelajaran.
PTK merupakan suatu bentuk kajian reflektif yang
dilakukan oleh pelaku tindakan. PTK dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru
dalam melaksanakan tugasnya. Selain itu PTK juga digunakan untuk memperdalam
pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan serta memperbaiki kondisi
praktik-praktik pembelajaran yang telah dilakukan.[1]
Untuk memberikan arah pada guru dalam melaksanakan
penelitian tindakan kelas, maka terdapat beberapa bidang kajian yang perlu
diperhatikan agar guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas lebih
terarah. Menurut Susilo (2008:25-26), bahwa bidang kajian penelitian tindakan
kelas dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Meningkatkan
“time on task” siswa dalam pembelajaran.
2. Merangsang
anak untuk berani bertanya dalam kegiatan proses pembelajaran.
3. Mengatasi
kesulitan siswa dalam pokok bahasan fungsi komposit.
4. Menumbuhkan
kebetahan siswa belajar di perpustakaan.[2]
Sedangkan bidang kajian dalam bukunya Kusnandar
(2008: 66-67), yang dikutip oleh basuki As’Adie, diistilahkan dengan fokus
penelitian tindakan kelas, antara lain:
1. Siswa
yang dapat diamati, ketika siswa tersebut sedang melaksanakn aktifitas dikelas,
lapangan, laboratorium, bengkel, kebun dan lingkungan sekitar.
2. Guru
yang dapat diamati ketika sedang mengajar dikelas.
3. Media
atau alat peraga pendidikan yang dapat dicermati ketika guru sedang menggunakan
media atau alat peraga dalam proses pembelajaran.
4. Hasil
pembelajaran, yang dapat dicermati melalui proses peningkatan hasil
pembelajaran.
5. Sistem
evaluasi dari sistem pembelajaran.
6. Lingkungan
baik didalam maupun diluar kelas.[3]
Masalah yang dikaji
dalam penelitian ini merupakan masalah atau problem pembelajaran yang dirasakan
oleh guru atau siswa pada umumnya, bukan masalah pembelajaran yang dihadapi
oleh siswa secara pribadi. Beberapa hal yang dapat dikaji sebagaimana tertera
dalam Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian Tindakan Kelas Tahun anggaran 2005
Departemen Pendidikan NasionalDirektorat Jendral Pendidikan Tinggi 2004 sebagai
berikut :
1. Desain
dan strategi pembelajaran di kelas, antara lain masalah pengelolaan dan
prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran,
interaksi di dalam kelas, dan partisipasi orang tua.[4]
2. Masalah belajar
siswa di sekolah, antara lain : masalah belajar di kelas, kesalahan-kesalahan
pembelajaran, miskonsepsi.
3. Desain dan strategi
pembelajaran di kelas, antara lain : masalah pengelolaan dan prosedur
pembelajaran, implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran, interaksi di
dalam kelas, partisipasi orang tua dalam proses belajar siswa.
4. Alat bantu,media dan
sumber belajar, antara lain : masalah penggunaan media, perpustakaan dan sumber
belajar di dalam/luar kelas, peningkatan hubungan antara sekolah dan
masyarakat.
5. Sistem asesmen,
evaluasi proses dan hasil pembelajaran, antara lain : masalah evaluasi awal dan
hasil pembelajaran.
6. Pengembanagan
pribadi peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan, antara lain :
peningkatan keefektifan hubungan antara pendidik, peserta didik dan orang tua.
7. Masalah kurikulum,
antara lain : urutan penyajian materi pokok, interaksi guru-siswa, siswa-materi
ajar, dan siswa-lingkungan belajar.[5]
B. Jenis-Jenis
PTK
Bagi
seseorang yang memang
ingin
mendalami
penelitian, perlu
mengenal
lebih
banyak
dan
rinci
tentang
jenis-jenis
penelitian yang ditinjau
dari
berbagai
aspek
dan
menunjuk
pada
nama model dan
pendekatan
penelitiannya. Pada
pembahasan
ini
hanya
akan
dikemukakan
jenis-jenis
penelitian
berdasarkan
tiga
tinjauan, yaitu yang
merupakan jembatan hingga mencapai pada penelitian tindakan kelas yang sedang
dibahas.
Tinjauan
pembagian
tersebut
adalah
sebagai
berikut:
1.
Menurut
tujuannya,
a.
Penelitian
Eksploratif
Penelitian eksploratif adalah penelitian yang dilakukan
oleh
peneliti
untuk
mengetahui
sesuatu
dengan
cara
menggali
atau
mengeksplor.
b.
Penelitian
Deskriptif
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengempulkan informasi atau data tentang
fenomena yang diteliti,
misalnya kondisi sesuatu atau kejadian, atau
faktor-faktor
penyebab
terjadinya
sesuatu.
c.
Penelitian
Eksperimen
Adalah penelitian yang dilakukan
untuk
mengetahui
akibat
dari
adanya
perlakuan yang dengan
sengaja
dikenakan
pada
subyek. Dengan kata lain
penelitian eksperimen dilakukan untuk mengetes suatu hipotesis yang
dilandasi
dengan
asumsi yang kuat
akan
adanya
hubungan
sebab
akibat
antara
dua variable.
d.
Penelitian
Evaluasi
Penelitian Evaluasi adalah penelitian untuk mengetahui keterlaksanaan
suatu
kebijakan.
Jika
ada
hambatan,
dapat
diketahui
apa
hambatan
tersebut
kemudian
dapat
menentukan
cara-cara
dalam
rangka
mengatasi
hambatan yang dimaksud.[6]
2. Menurut
model penelitiannya:
a. Penelitian
Kuantitatif
Penelitian yang
dilakukan dengan cara menggambarkan data dalam bentuk angka-angka yang sifatnya
kuantitatif.
b. Penelitian
Kualitatif
Penelitian yang
dilakukan secara cermat, mendalam dan rinci sehingga dapat mengumpulkan data
yang sangat lengkap dan menunjukkan kualitas tertentu.
3. Menurut
keberadaan atau tersedianya dana:
a. Penelitian
Eksperimen
Penelitian yang
dilakukan untuk mewujudkan treatment, jadi data dalam penelitian eksperimen
belum tersedia.
b. Penelitian
Non Eksperimen
Penelitian yang dilakukan yang
dilakukan terhadap data yang sudah ada.
Menurut Subyantoro,
berpendapat dalam buku Jamal Ma’mur Asmani “Penelitian Tindakan Kelas” ada
empat jenis penelitian tindakan, seperti yang dijelaskan oleh Chein, Cook, dan
Harding (1982).
1.
Penelitian Tindakan
Diagnostik
Penelitian tindakan
diagnostik sengaja dirancang untuk menuntuk kepada arah tindakan. Sebagai
contoh yang bisa dilaksanakan adalah penelitian yang dilakukan disuatu sekolah
atau organisasi masyarakat tertentu.
2.
Penelitian Tindakan
Partisipan
Disebut sebaga
partisipan ialah apabila orang yang akan melaksanakan penelitian harus terlibat
langsung dalam proses penelitian sejak awalsampai dengan penyusunan laporan
hasil penelitian, dengan demikian peneliti aktif dalam mengamati,memantau,mencatat,
mengumpulkan data, lalu menganalisis dan berakhir dengan pengumpulan data.
3.
Penelitian Tindakan
Empiris
PTK empiris ialah
apabila peneliti berupaya melaksanakan penelitian sesuai tndakan atau aksi yang
nyata, dan kemudian ia mendokumentasikan (membukukan) apa yang dilakukan dan
apa yang terjadi selama aksi penelitian itu berlangsung.
4.
Penelitian Tindakan
Eksperimental
PTK eksperimental
ialah apabila PTK diselengarakan dengan upaya menerapkan berbagai teknik atau
strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatan belajar mengajar.[7]
C. Alur
PTK
Dengan semakin
mantapnya psikologi kognitif yang mengedepankan aspek konstruktivisme, para
guru tidak lagi dianggap sekedar sebagai penerima pembaharuan yang diturunkan
dari atas, tetapi guru bertanggung jawab dan berperan aktif untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilannya sendiri melalui penelitian tindakan kelas dalam
proses pembelajaran yang dikelolanya. Latar belakang itulah yang melahirkan
konsep PTK.[8]
![]() |
Gambar 1.1
prosedur PTK model Kurt Lewin[9]
Dari gambar diatas dapat dijelaskan
bahwa, untuk memulai penelitian tindakan seperti sudah disebutkan sebelumnya,
peneliti perlu melakukan identifikasi terhadap hal-hal yang merupakan ketidak
wajaran, atau dengan kata lain menemukan masalah. PTK pertama kali di
perkenalkan oleh kurt Lewin dan Aqib,
yang menyatakan dalam suatu siklus terdiri dari empat langkah: (1) perencanaan ”
plaining”, (2) aksi atau tindakan “acting” (3) observasi “observasing”,
dan (4) refleksi “reflecting”.
Secara keseluruhan, empat tahapan
dalam PTK tersebut membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk
spiral. Untuk mengatasi suatu masalah, mungkin dibutuhkan lebih dari satu
siklus. Siklus kedua dilaksanakan apabila masih ada hal-hal yang kurang
berhasil dalam siklus pertama, begitu juga siklus selanjutnya.[10]
Selanjutnya akan dibahas mengenai
empat kegiatan pokok tersebut, antara lain:
1.
Perencanaan
(planning)
Dalam
perecanaan meliputi tiga hal, yaitu:
a.
Identifikasi
masalah
Identifikasi
masalah perlu dilakukan karena tidak semua maslaah pendidikan dapat didekati
dengan PTK. Beberapa masalah yang dapat diteliti dengan pendekatan PTK antara
lain: masalah harus riil dan on the job problem oriented, masalah harus problematik,
masalah harus memberi manfaat yang nyata, dan masalah harus feasible (dapat
dipecahkan atau ditangani) dengan didukung materi, waktu, dan dukungan birokrasi
dan prasarana lainnya.[11]
b.
Perumusan
Masalah dan Analisis Penyebab Masalah
Setelah
teridentifikasi, masalah dirumuskan ke dalam kalimat tanya atau pernyataan
dengan memperhatikan unsure what, when, who, where, how much/many. Setelah
mendapatkan masalah riil, bermanfaat, dan dapat dipecahkan maka perlu mengidentifikasi
penyebab masalah tersebut. Dengan berkolaborasi bersama teman sejawat, analisis
penyebab masalah yang ada dapat dengan mudah ditemukan dan dikembangkan pula
suatu tindakan untuk mengatasinya.
c.
Pengembangan
intervensi
Intervensi
dikembangkan berdasarkan pada akar permasalahan. Intervensi yang dipilih harus
didukung oleh sumber daya yang ada, artinya untuk memutuskan intervesi yang
dikembangkan pada suatu siklus peneliti perlu berpikir dan berkolaborasi
tentang faktor kekuatan dan kelemahan yang ada.
2.
Tindakan
(acting)
Rancangan tindakan yang akan
dilakukan hendaknya menjelaskan hal-hal sebagai berikut.
a.
Langkah-langkah
kegiatan yang akan dilakukan guru dan siswa.
b.
Media yang akan
digunakan dan cara menggunakannya.
c.
Jenis
instrument yang akan digunakan untuk mengumpulkan data/pengamatan disertai
dengan cara menggunakannya.
d.
Rincian
rancangan mengenai rencana tindakan dan cara melaksanakannya harus ditulis
dalam laporan PTK.
Tahap berikutnya setelah bentuk rencana
tindakan ditentukan adalah mengimplementasikannya dalam proses pembelajaran sesuai
rencana yang telah dibuat. Dalam pelaksanaannya guru harus mematuhi semua yang
telah direncanakan dengan baik. Guru berperan memberdayakan siswa sehingga
mereka dapat menjadi agent of change bagi diri dan kelas.
Selama pelaksanaan tindakan, guru
mengacu pada program yang telah disiapkan dan disepakati oleh kolaboran.
Kolaboran dapat menggunakan angket atau checklist untuk merekam kejadian yang
muncul pada waktu tindakan dilakukan. Pada saat tindakan ini dilaksanakan pula
observasi dan refleksi.
3.
Pengamatan
(observing)
Pengamatan dilaksanakan pada waktu
pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan
mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Instrumen yang sering dipakai adalah (1) soal tes, kuis, (2)
rubrik, (3) lembar observasi, (4) catatan lapangan. Data yang terkumpul perlu
dicek kevalidannya melalui teknik triangulasi, membandingkan data yang
diperoleh dengan data lain/kriteria tertentu yang telah baku.
4.
Refleksi
(reflecting)
Refleksi adalah kegiatan mengulas
secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan
guru. Refleksi dilakukan bersama-sama antara guru dan kolaboran. Refleksi
dilakukan untuk mengevaluasi terhadap apa yang telah dilakukan oleh guru. Pada
kegiatan refleksi dikaji aspek-aspek letak perubahan terjadi, mengapa demikian,
apa kelebihan/kekurangan,bagaimana langkah-langkah penyempurnaan, dan sejauh
mana tindakan yang dilakukan telah mampu memperbaiki/meningkatkan kualitas
proses pembelajaran sesuai tujuan yang telah ditetapkan.[12]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Bidang Kajian
PTK
a. Meningkatkan
“time on task” siswa dalam pembelajaran.
b. Merangsang
anak untuk berani bertanya dalam kegiatan proses pembelajaran.
c. Mengatasi
kesulitan siswa dalam pokok bahasan fungsi komposit.
d. Menumbuhkan
kebetahan siswa belajar di perpustakaan.
2.
Jenis PTK
a.
Jenis
diagnostik
b.
Jenis
Partisipan
c.
Jenis empirik
d.
Jenis
eksperimental
3.
Alur PTK
PTK pertama kali di perkenalkan oleh
kurt Lewin dan Aqib, yang menyatakan
dalam suatu siklus terdiri dari empat langkah:
a.
Perencanaan ” plaining”
b.
Aksi atau
tindakan “acting”
c.
Observasi “observasing”
d.
Refleksi “reflecting”
DAFTAR
PUSTAKA
Aqib, Zainal.
PenelitianTindakanKelas. Bandung: CV. YramaWidya, 2006
Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009
As’adie, Basuki. Desain Pembelajaran Berbasis
penelitian tindakan Kelas. Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2009
Daryanto. Penelitian Tindakan Kelas dan
Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Gava Media, 2011
Khoirul,
Anwar Asikin Mohamad. Cara Cepat & Cerdas Menguasai Penelitian TIndakan
Kelas (PTK) Bagi Guru. Semarang : Manunggal Karso, 2009
Mahmud, Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setya, 2011
Ma’mur, Asmani Jamal. Tips
Pintar PTK. Yogyakarta: Laksana, 2011
Muhadi, Penelitian
Tindakan kelas I. Yogyakarta: Shira Media, 2011
Mulyasa.
Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009
Sanjaya, Wina. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Nada Media Group, 2009
Sukidin, dkk, Manajemen
Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan Cendekia, 2010
Wahid murni, Penelitian
Tindakan Kelas. Malang: UM Press, 2008
Wiraadmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan
Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2008
[1]
Sukidin, dkk, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Insan
Cendekia, 2010), Hal. 16
[2]
Basuki As’adie,
Desain Pembelajaran Berbasis penelitian tindakan Kelas, 2009: STAIN Ponorogo
Press, Ponorogo. Hal. 21
[3]
Ibid hal. 21
[4] Suharsimi
Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2009). Hal. 25
[7] Jamal Ma’mur Asmani, Penelitian Tindakan Kelas (Jogjakarta :
Laksana, 2011) hal.63-67
[8] Basuki As’adie, Desain
Pembelajaran Berbasis Penelitian Tindakan Kelas, (Ponorogo: STAIN Ponorogo
Press, 2009), hal. 2
[9] Mulyasa, Praktik
Penelitian Tindakan Kelas (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Hal. 93
[10] Daryanto, Penelitian
Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah (Yogyakarta: Gava Media,
2011), Hal. 49
[11] Basuki
As’adie, Desain Pembelajaran Berbasis penelitian tindakan Kelas,
(Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2009), Hal. 6
[12] Moh. Khoirul
Anwar Asikin, Cara Cepat & Cerdas Menguasai Penelitian TIndakan Kelas
(PTK) Bagi Guru (Semarang : Manunggal Karso, 2009), Hal. 107-109
Tidak ada komentar:
Posting Komentar