Sabtu, 29 Maret 2014

BIDANG KAJIAN, JENIS DAN ALUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS



BIDANG KAJIAN, JENIS DAN ALUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS






 






Disusun oleh:
Ade Prasetyo :       210311213



Dosen Pengampu:
Drs. Ju’Subaidi, M.Ag
(196005162000031001)

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PONOROGO
2014

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Guru yang baik, yaitu guru yang profesional, tidak akan lekas puas dengan apa yang telah dihasilkan. Di antara kompetensi profesional guru yang langsung terkait dengan Penelitian Tindakan Kelas, yaitu “kemampuan melakukan penelitian sederhana dalam rangka peningkatan kualitas profesional guru, khususnya kualitas pembelajaran”.
Kenyataannya, bahwa para peneliti (dalam penelitian non kelas) telah gagal menjawab persoalan-persoalan praktis yang dihadapi guru di kelas. Para peneliti (penelitian non kelas) ini lebih tertarik kepada aspek publikasi ilmiah hasil penelitiannya, dibandingkan dengan kegiatan mengaplikasikan temuannya untuk peningkatan kualitas pendidikan. Mengapa hal seperti ini bisa terjadi? Menurut para pakar pendidikan, para peneliti tersebut di kegiatan penelitiannya hanya menjawab persoalan-persoalan umum dalam dunia pendidikan, bukan untuk melakukan aplikasi-aplikasi tertentu dalam kelas-kelas khusus. Itulah yang menyebabkan persoalan-persoalan teknis (praktis) yang mendasar dalam dunia pendidikan masih tetap belum terjawab.

B.     RumusanMasalah
1.      Seperti apakah bidang kajian PTK ?
2.      Apa saja yang termasuk jenis-jenis PTK ?
3.      Bagaimanakah alur dari PTK ?






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Bidang Kajian PTK
 Segala sesuatu dilakukakan oleh seseorang karena kegiatan itu bermanfaat. Semakin besar manfaat yang diperoleh dari suatu aktifitas, akan semakin besar pula motivasi seseorang untuk melakukan kegiatan tersebut. Demikian juga pemahaman tentang manfaat PTK, ia banyak dilakukan orang karena mempunyai banyak manfaat. Salah satunya adalah sebagai daya pendukung dan faktor utama terwujudnya sistem pembelajaran yang efektif, efisien dan sesuai dengan perencanaan pembelajaran.
PTK merupakan suatu bentuk kajian reflektif yang dilakukan oleh pelaku tindakan. PTK dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya. Selain itu PTK juga digunakan untuk memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan serta memperbaiki kondisi praktik-praktik pembelajaran yang telah dilakukan.[1]
Untuk memberikan arah pada guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas, maka terdapat beberapa bidang kajian yang perlu diperhatikan agar guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas lebih terarah. Menurut Susilo (2008:25-26), bahwa bidang kajian penelitian tindakan kelas dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.      Meningkatkan “time on task” siswa dalam pembelajaran.
2.      Merangsang anak untuk berani bertanya dalam kegiatan proses pembelajaran.
3.      Mengatasi kesulitan siswa dalam pokok bahasan fungsi komposit.
4.      Menumbuhkan kebetahan siswa belajar di perpustakaan.[2]
Sedangkan bidang kajian dalam bukunya Kusnandar (2008: 66-67), yang dikutip oleh basuki As’Adie, diistilahkan dengan fokus penelitian tindakan kelas, antara lain:
1.      Siswa yang dapat diamati, ketika siswa tersebut sedang melaksanakn aktifitas dikelas, lapangan, laboratorium, bengkel, kebun dan lingkungan sekitar.
2.      Guru yang dapat diamati ketika sedang mengajar dikelas.
3.      Media atau alat peraga pendidikan yang dapat dicermati ketika guru sedang menggunakan media atau alat peraga dalam proses pembelajaran.
4.      Hasil pembelajaran, yang dapat dicermati melalui proses peningkatan hasil pembelajaran.
5.      Sistem evaluasi dari sistem pembelajaran.
6.      Lingkungan baik didalam maupun diluar kelas.[3]
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini merupakan masalah atau problem pembelajaran yang dirasakan oleh guru atau siswa pada umumnya, bukan masalah pembelajaran yang dihadapi oleh siswa secara pribadi. Beberapa hal yang dapat dikaji sebagaimana tertera dalam Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian Tindakan Kelas Tahun anggaran 2005 Departemen Pendidikan NasionalDirektorat Jendral Pendidikan Tinggi 2004 sebagai berikut :
1.      Desain dan strategi pembelajaran di kelas, antara lain masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran, interaksi di dalam kelas, dan partisipasi orang tua.[4]
2.      Masalah belajar siswa di sekolah, antara lain : masalah belajar di kelas, kesalahan-kesalahan pembelajaran, miskonsepsi.
3.      Desain dan strategi pembelajaran di kelas, antara lain : masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran, interaksi di dalam kelas, partisipasi orang tua dalam proses belajar siswa.
4.      Alat bantu,media dan sumber belajar, antara lain : masalah penggunaan media, perpustakaan dan sumber belajar di dalam/luar kelas, peningkatan hubungan antara sekolah dan masyarakat.
5.      Sistem asesmen, evaluasi proses dan hasil pembelajaran, antara lain : masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran.
6.      Pengembanagan pribadi peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan, antara lain : peningkatan keefektifan hubungan antara pendidik, peserta didik dan orang tua.
7.      Masalah kurikulum, antara lain : urutan penyajian materi pokok, interaksi guru-siswa, siswa-materi ajar, dan siswa-lingkungan belajar.[5]


B.     Jenis-Jenis PTK
Bagi seseorang yang memang ingin mendalami penelitian, perlu mengenal lebih banyak dan rinci tentang jenis-jenis penelitian yang ditinjau dari berbagai aspek dan menunjuk pada nama model dan pendekatan penelitiannya. Pada pembahasan ini hanya akan dikemukakan jenis-jenis penelitian berdasarkan tiga tinjauan, yaitu yang merupakan jembatan hingga mencapai pada penelitian tindakan kelas yang sedang dibahas. Tinjauan pembagian tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Menurut tujuannya,
a.       Penelitian Eksploratif
Penelitian eksploratif adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui sesuatu dengan cara menggali atau mengeksplor.
b.      Penelitian Deskriptif
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengempulkan informasi atau data tentang fenomena yang diteliti, misalnya kondisi sesuatu atau kejadian, atau faktor-faktor penyebab terjadinya sesuatu.
c.       Penelitian Eksperimen
Adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari adanya perlakuan yang dengan sengaja dikenakan pada subyek. Dengan kata lain penelitian eksperimen dilakukan untuk mengetes suatu hipotesis yang dilandasi dengan asumsi yang kuat akan adanya hubungan sebab akibat antara dua variable.
d.      Penelitian Evaluasi
Penelitian Evaluasi adalah penelitian untuk mengetahui keterlaksanaan suatu kebijakan. Jika ada hambatan, dapat diketahui apa hambatan tersebut kemudian dapat menentukan cara-cara dalam rangka mengatasi hambatan yang dimaksud.[6]
2.      Menurut model penelitiannya:
a.       Penelitian Kuantitatif
Penelitian yang dilakukan dengan cara menggambarkan data dalam bentuk angka-angka yang sifatnya kuantitatif.
b.      Penelitian Kualitatif
Penelitian yang dilakukan secara cermat, mendalam dan rinci sehingga dapat mengumpulkan data yang sangat lengkap dan menunjukkan kualitas tertentu.
3.      Menurut keberadaan atau tersedianya dana:
a.       Penelitian Eksperimen
Penelitian yang dilakukan untuk mewujudkan treatment, jadi data dalam penelitian eksperimen belum tersedia.
b.      Penelitian Non Eksperimen
Penelitian yang dilakukan yang dilakukan terhadap data yang sudah ada.
            Menurut Subyantoro, berpendapat dalam buku Jamal Ma’mur Asmani “Penelitian Tindakan Kelas” ada empat jenis penelitian tindakan, seperti yang dijelaskan oleh Chein, Cook, dan Harding (1982).
1.      Penelitian Tindakan Diagnostik
Penelitian tindakan diagnostik sengaja dirancang untuk menuntuk kepada arah tindakan. Sebagai contoh yang bisa dilaksanakan adalah penelitian yang dilakukan disuatu sekolah atau organisasi masyarakat tertentu.
2.      Penelitian Tindakan Partisipan
Disebut sebaga partisipan ialah apabila orang yang akan melaksanakan penelitian harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awalsampai dengan penyusunan laporan hasil penelitian, dengan demikian peneliti aktif dalam mengamati,memantau,mencatat, mengumpulkan data, lalu menganalisis dan berakhir dengan pengumpulan data.
3.      Penelitian Tindakan Empiris
PTK empiris ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan penelitian sesuai tndakan atau aksi yang nyata, dan kemudian ia mendokumentasikan (membukukan) apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi penelitian itu berlangsung.
4.      Penelitian Tindakan Eksperimental
PTK eksperimental ialah apabila PTK diselengarakan dengan upaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatan belajar mengajar.[7]




C.    Alur PTK
Dengan semakin mantapnya psikologi kognitif yang mengedepankan aspek konstruktivisme, para guru tidak lagi dianggap sekedar sebagai penerima pembaharuan yang diturunkan dari atas, tetapi guru bertanggung jawab dan berperan aktif untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya sendiri melalui penelitian tindakan kelas dalam proses pembelajaran yang dikelolanya. Latar belakang itulah yang melahirkan konsep PTK.[8]


 











Gambar 1.1 prosedur PTK model Kurt Lewin[9]
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa, untuk memulai penelitian tindakan seperti sudah disebutkan sebelumnya, peneliti perlu melakukan identifikasi terhadap hal-hal yang merupakan ketidak wajaran, atau dengan kata lain menemukan masalah. PTK pertama kali di perkenalkan oleh kurt Lewin dan  Aqib, yang menyatakan dalam suatu siklus terdiri dari empat langkah: (1) perencanaan plaining”, (2) aksi atau tindakan “acting” (3) observasi “observasing”, dan (4) refleksi “reflecting”.
Secara keseluruhan, empat tahapan dalam PTK tersebut membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral. Untuk mengatasi suatu masalah, mungkin dibutuhkan lebih dari satu siklus. Siklus kedua dilaksanakan apabila masih ada hal-hal yang kurang berhasil dalam siklus pertama, begitu juga siklus selanjutnya.[10]
Selanjutnya akan dibahas mengenai empat kegiatan pokok tersebut, antara lain:
1.      Perencanaan (planning)
Dalam perecanaan meliputi tiga hal, yaitu: 
a.       Identifikasi masalah
Identifikasi masalah perlu dilakukan karena tidak semua maslaah pendidikan dapat didekati dengan PTK. Beberapa masalah yang dapat diteliti dengan pendekatan PTK antara lain: masalah harus riil dan on the job problem oriented, masalah harus problematik, masalah harus memberi manfaat yang nyata, dan masalah harus feasible (dapat dipecahkan atau ditangani) dengan didukung materi, waktu, dan dukungan birokrasi dan prasarana lainnya.[11]
b.      Perumusan Masalah dan Analisis Penyebab Masalah
Setelah teridentifikasi, masalah dirumuskan ke dalam kalimat tanya atau pernyataan dengan memperhatikan unsure what, when, who, where, how much/many. Setelah mendapatkan masalah riil, bermanfaat, dan dapat dipecahkan maka perlu mengidentifikasi penyebab masalah tersebut. Dengan berkolaborasi bersama teman sejawat, analisis penyebab masalah yang ada dapat dengan mudah ditemukan dan dikembangkan pula suatu tindakan untuk mengatasinya.
c.       Pengembangan intervensi
Intervensi dikembangkan berdasarkan pada akar permasalahan. Intervensi yang dipilih harus didukung oleh sumber daya yang ada, artinya untuk memutuskan intervesi yang dikembangkan pada suatu siklus peneliti perlu berpikir dan berkolaborasi tentang faktor kekuatan dan kelemahan yang ada.
2.      Tindakan (acting)
Rancangan tindakan yang akan dilakukan hendaknya menjelaskan hal-hal sebagai berikut.
a.       Langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan guru dan siswa.
b.      Media yang akan digunakan dan cara menggunakannya.
c.       Jenis instrument yang akan digunakan untuk mengumpulkan data/pengamatan disertai dengan cara menggunakannya.
d.      Rincian rancangan mengenai rencana tindakan dan cara melaksanakannya harus ditulis dalam laporan PTK.
Tahap berikutnya setelah bentuk rencana tindakan ditentukan adalah mengimplementasikannya dalam proses pembelajaran sesuai rencana yang telah dibuat. Dalam pelaksanaannya guru harus mematuhi semua yang telah direncanakan dengan baik. Guru berperan memberdayakan siswa sehingga mereka dapat menjadi agent of change bagi diri dan kelas.
Selama pelaksanaan tindakan, guru mengacu pada program yang telah disiapkan dan disepakati oleh kolaboran. Kolaboran dapat menggunakan angket atau checklist untuk merekam kejadian yang muncul pada waktu tindakan dilakukan. Pada saat tindakan ini dilaksanakan pula observasi dan refleksi.
3.      Pengamatan (observing)
Pengamatan dilaksanakan pada waktu pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Instrumen yang sering dipakai adalah (1) soal tes, kuis, (2) rubrik, (3) lembar observasi, (4) catatan lapangan. Data yang terkumpul perlu dicek kevalidannya melalui teknik triangulasi, membandingkan data yang diperoleh dengan data lain/kriteria tertentu yang telah baku.
4.      Refleksi (reflecting)
Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru. Refleksi dilakukan bersama-sama antara guru dan kolaboran. Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi terhadap apa yang telah dilakukan oleh guru. Pada kegiatan refleksi dikaji aspek-aspek letak perubahan terjadi, mengapa demikian, apa kelebihan/kekurangan,bagaimana langkah-langkah penyempurnaan, dan sejauh mana tindakan yang dilakukan telah mampu memperbaiki/meningkatkan kualitas proses pembelajaran sesuai tujuan yang telah ditetapkan.[12]


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Bidang Kajian PTK
a.       Meningkatkan “time on task” siswa dalam pembelajaran.
b.      Merangsang anak untuk berani bertanya dalam kegiatan proses pembelajaran.
c.       Mengatasi kesulitan siswa dalam pokok bahasan fungsi komposit.
d.      Menumbuhkan kebetahan siswa belajar di perpustakaan.
2.      Jenis PTK
a.       Jenis diagnostik
b.      Jenis Partisipan
c.       Jenis empirik
d.      Jenis eksperimental 
3.      Alur PTK
PTK pertama kali di perkenalkan oleh kurt Lewin dan  Aqib, yang menyatakan dalam suatu siklus terdiri dari empat langkah:
a.       Perencanaan ” plaining”
b.      Aksi atau tindakan “acting”
c.       Observasi “observasing” 
d.      Refleksi “reflecting”











DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. PenelitianTindakanKelas. Bandung: CV. YramaWidya, 2006
Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009
As’adie, Basuki. Desain Pembelajaran Berbasis penelitian tindakan Kelas. Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2009
Daryanto. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Gava Media, 2011
Khoirul, Anwar Asikin Mohamad. Cara Cepat & Cerdas Menguasai Penelitian TIndakan Kelas (PTK) Bagi Guru. Semarang : Manunggal Karso, 2009
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setya, 2011
Ma’mur, Asmani Jamal. Tips Pintar PTK. Yogyakarta: Laksana, 2011
Muhadi, Penelitian Tindakan kelas I. Yogyakarta: Shira Media, 2011
Mulyasa. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009
Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Nada Media Group, 2009
Sukidin, dkk, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan Cendekia, 2010
Wahid murni, Penelitian Tindakan Kelas. Malang: UM Press, 2008
Wiraadmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2008



[1] Sukidin, dkk, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Insan Cendekia, 2010), Hal. 16
[2] Basuki As’adie, Desain Pembelajaran Berbasis penelitian tindakan Kelas, 2009: STAIN Ponorogo Press, Ponorogo. Hal. 21
[3] Ibid hal. 21                         
[4] Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009). Hal. 25
              [5] Wahidmurni, Penelitian Tindakan Kelas (Malang : Universitas Negeri Malang UM PREES, 2008), hal.19-20
[6] Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV. YramaWidya, 2006), hal. 15
[7] Jamal Ma’mur Asmani, Penelitian Tindakan Kelas (Jogjakarta : Laksana, 2011) hal.63-67
[8]  Basuki As’adie, Desain Pembelajaran Berbasis Penelitian Tindakan Kelas, (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2009), hal. 2
[9] Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Hal. 93
[10] Daryanto, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah (Yogyakarta: Gava Media, 2011), Hal. 49
[11] Basuki As’adie, Desain Pembelajaran Berbasis penelitian tindakan Kelas, (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2009), Hal. 6
[12] Moh. Khoirul Anwar Asikin, Cara Cepat & Cerdas Menguasai Penelitian TIndakan Kelas (PTK) Bagi Guru (Semarang : Manunggal Karso, 2009), Hal. 107-109

Tidak ada komentar:

Posting Komentar