LAPORAN AKHIR
KULIAH
PENGABDIAN MASYARAKAT BERBASIS PARCIPATORY
ACTION RESEARCH (PAR)
Dsn. SURU, Ds. PLUNTURAN, Kec. PULUNG, Kab. PONOROGO
Disusun oleh :
Kelompok XI
DPL :
Retno Widyaningrum, M. Pd
Nama anggota
1.
|
M. Najammudin A.
|
210211034
|
MU
|
Ketua
|
2.
|
Ade Prasetyo
|
210311213
|
TB
|
Wakil
ketua
|
3.
|
M. Bahrul Ilmi
|
210511101
|
TA
|
Sekretaris
I
|
4.
|
Iin Inayatussalamah
|
210311128
|
TB
|
Sekretaris
II
|
5.
|
Luluk Ida Wati
|
210611069
|
PG
|
Bendahara
I
|
6.
|
Devi Ristiana
|
210911080
|
TI
|
Bendahara
II
|
7.
|
Yuana Novia E.
|
210311045
|
TB
|
Sie
pendidikan (koord)
|
8.
|
Siti Karomah N.
|
210511104
|
TA
|
Sie
pendidikan
|
9.
|
Usman Zainuddin
|
210411004
|
TH
|
Sie
keagamaan (koord)
|
10.
|
Umi Mahmudah
|
210411005
|
TH
|
Sie
keagamaan
|
11.
|
Sofa Renaldi
|
210111018
|
AS
|
Sie
kemasyarakatan (koord)
|
12.
|
Uswatun Khasanah
|
210310162
|
MU
|
Sie
kemasyarakatan
|
13.
|
Tri Hajuni
|
210611142
|
PG
|
Sie
kepemudaan (koord)
|
14.
|
Farid Ismawan
|
210311141
|
TB
|
Sie
perkap dekdok (koord)
|
15.
|
Ikhda Lidiana
|
210111046
|
AS
|
Sie
perkap dekdok
|
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
TAHUN 2014
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR
PENGESAHAN
Laporan
kegiatan ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan Kuliah Pengabdian
Masyarakat (KPM), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo tahun 2014
yang dilaksanakan di Dusun Suru Desa Plunturan
Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo, pada tanngal 6 Agustus s.d. 5
September 2014.
Disahkan pada : 5 September 2014
Di Desa Plunturan
Dosen Pembimbing
Lapangan
Retno Widyaningrum, M. Pd
NIP. 197010122000032001
|
Ketua Kelompok
Moeh. Najammudin Amsah
NIM. 210211034
|
Mengesahkan,
|
|
Ketua Panitia,
M. Harir
Muzakki, M.H.I
NIP. 197711012003121001
|
Kepala Desa Plunturan,
_______________________
|
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah,
puji syukur kehadirat Allah swt. atas rahmat, taufiq dan hidayah yang selalu
dilimpahkanNya, menaungi segala aktifitas kita. Shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Sang Nabi pembawa risalah kebenaran, Muhammad saw. beserta
keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Amin.
Penulisan laporan ini terselesaikan dengan adanya
bantuan dari pelbagai pihak. Oleh karena itu, kami menyampaikan ucapan banyak terimakasih
kepada:
1. Drs.
Hj. Siti Maryam Yusuf, M.Ag, selaku ketua STAIN Ponorogo
2. Bapak
M. Harir Muzakki, M.H.I, selaku ketua panitia pelaksana kegiatan Kuliah
Pengabdian Masyarakat (KPM) 2014 STAIN Ponorgo
3. Ibu
Retno Widyaningrum, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) kelompok XI,
yang telah membimbing dan mengarahkan selama KPM 2014
4. Bapak
Dwi Bintoro, ST, selaku kepala Desa Plunturan
5. Bapak
Yahudi, selaku kepala Dusun Suru
6. dan
pihak-pihak lain yang belum tersebut namanya yang turut serta membantu
kesuksesan KPM ini.
Dengan iringan do’a, semoga amal baik mereka diterima
disisi Allah swt. dan mendapat balasan yang lebih baik lagi dariNya. Semoga
laporan ini bisa memeberikan manfaat bagi kami khususnya dan bagi para pembaca
umumnya. Amin.
Ponorogo, 05 September 2014
Tim Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN COVER ………………………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. iv
BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………………. 1
A. Gambaran Umum Desa Plunturan Kec. Pulung ……………… 1
B. Tokoh Masyarakat Yang Berpengaruh ………………………. 11
BAB
II : PROSES
KEGIATAN …………………………………………… 15
A. Alur Teknik PAR …………………………………………….. 15
1. Mapping …………………………………………………… 15
2. Transector …………………………………………………. 16
3. Alur Sejarah (Time Line) ………………………………….. 16
4. Kalender Musim …………………………………………… 16
5. Diagram Venn ……………………………………………… 16
6. Trend and Change …………………………………………. 17
B. Perumusan Masalah …………………………………………… 17
1. Pohon Masalah dan Harapan ……………………………… 17
2. Matrix Ranking ……………………………………………. 18
C. Proses Dijalankan …………………………………………….. 18
1. Perencanaan Lapangan ……………………………………. 18
2. Proses Aksi ………………………………………………… 19
BAB
III : HASIL
DAN DAMPAK ………………………………………… 20
A. Hasil Yang Dicapai …………………………………………… 20
B. Dampak Perubahan Yang Terjadi ……………………………. 21
C. Tanggapan Dari Masyarakat …………………………………. 22
BAB
IV : KESIMPULAN
DAN REKOMENDASI ……………………….. 25
A. Refleksi ……………………………………………………….. 25
B. Rencana Tindak Lanjut ……………………………………….. 26
C. Rekomendasi ………………………………………………….. 27
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Gambaran Umum Desa
Plunturan Kecamatan Pulung
1. Sejarah Desa
Desa
Plunturan berawal dari dua orang pendatang dari kerajaan Mataram, yang bernama
Satariman dengan abdi kinasih yang bernama Suto Menggolo Kurang lebih abad 16
pada masa pemerintahan Browijoyo terakhir. Pada waktu itu desa plunturan masih
berupa hutan belantara. Mereka membabat hutan belantara menjadi desa. kedua
orang tersebut menyiarkan agama Islam dam mendirikan pesantren. Lambat laun
pesantren tersebut memiliki banyak pengikut sehingga ikut membantu membabat
hutan dan mempercepat terjadinya pedesaan. pesanternnya berkembang dan akhirnya
membuat tempat ibadah dengan berkembangnya pesantren yang dipimpin kedua orang
tersebut. Karena itu, banyak tokoh yang iri, sehingga tokoh-tokoh yang iri
tersebut mengancam akan berbuat jahat kepada orang tersebut. orang-orang yang
iri selalu merekayasa untuk menghancurkan kedua tokoh tersebut dengan senjata
tajam, senjata benda tumpul untuk menyerang kedua tokoh tersebut yang akhirnya
senjata tersebut bisa dipegang oleh keduanya, yang akhirnya senjata bisa
dipluntur dan orang jahat tersebut menyerah kepada kedua tokoh tersebut.
Kejadian tersebut adalah terakhir kalinya bagi orang-orang yang mau berbuat
jahat. Untuk itu kedua tokoh mengambil kesimpulan, orang akan berbuat jahat
karena kesaktian tokoh mereka yang akan berbuat jahat membatalkan niatnya. [1]
Dan
kesaktian kedua tokoh tersebut di atas, senjata tajam maupun senjata tumpul dan
senjata tersebut bisa dipegang dan dipluntur kedua tokoh di atas. Untuk itu
senjata orang yang berbuat jahat luntur dipluntur, yang akhirnya karena
kesaktian kedua tokoh tersebut menemukan desa Plunturan.
Setelah
itu, desa sudah dinamakan desa Plunturan dan pesantren berjalan dengan keadaan
aman. Kemudian, Si Suto Menggolo diangkat menjadi bekel / lurah. Sedangkan, Kyai
Satariman meneruskan perjalanan babat hutan ke wilayah utara. Babatan tersebut
dinamakan desa Kesugihan diteruskan ke desa Serag.[2]
Adapun penamaan dusun Suru
sendiri didasarkan ketika utusan dari Prabu Brawijaya tersebut beristirahat
dalam melakukan babat Desa Plunturan. Dalam waktu istirahat itu mereka mencari
air untuk diminum. Karena tidak ada tempat air minum maka mereka menggunakan
daun suru sebagai tempat untuk mengambil air sungai untuk kemudian diminum.
Pemanfaatan daun suru sebagai tempat air minum inilah yang kemudian dijadikan
nama dusun Suru.[3]
Desa Plunturan telah
mengalami beberapa pergantian kepala desa. Akan tetapi yang Termuat dalam Buku Panduan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa(RPJMDS), hanya kapala desa yaitu: Pertama,
Sumorejo pada tahun 1950-1968. Kedua, Bhikan Gondo Wiyono
Pada tahun 1968-2006. Ketiga, Dwi Bintoro, ST pada tahun
2007-Sekarang.[4]
Berdasarkan informasi dari
Bapak Yahudi, desa Plunturan terdiri dari empat dusun, yaitu:
a.
Dukuh Krajan
b.
Dukuh Cabeyan
c.
Dukuh Suru
d.
Dukuh Gadungan[5]
2.
Keadaan wilayah desa
Plunturan
Luas wilayah Desa Plunturan sekitar 346,182 Ha, sedangkan
Dusun Suru merupakan salah satu Dusun dari Desa Plunturan dengan luas kurang
lebih 96,7 Ha, yang mempunyai kondisi geografis sebagai berikut:
ORBITASI
|
|
Jarak ke Kecamatan
|
3,5 Km
|
Lama Tempuh ke Kecamatan
|
0,25 Jam
|
Jarak ke Kabupaten
|
20,5 Km
|
Lama Tempuh ke Kabupaten
|
0,5 Jam
|
Dusun Suru merupakan daerah dataran tinggi di Kecamatan
Pulung. Dan merupakan salah satu dusun di desa Plunturan yang mengakami masalah
air. Secara geografis dusun ini terletak sekitar 20,5 Km dari pusat kota
Ponorogo. Adapun yang menjadi batas-batas wilayah Dusun Suru adalah sebagai
berikut:[6]
a.
Sebelah utara berbatasan dengan : Dusun Krajan
b.
Sebelah selatan berbatasan dengan : Desa Wotan
c.
Sebelah barat berbatasan dengan : Dusun Gadungan
d.
Sebelah timur berbatasan dengan : Dusun Cabean
Sedangkan batas Wilayah
Desa Plunturan adalah sebagai berikut :
a.
Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Sugihan
b.
Sebelah Selatan berbatasan dengan : Desa Wotan
c.
Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa Pomahan
d.
Sebelah Timur berbatasan dengan : Desa Munggung[7]
3. Tata Pemerintahan
Adapun susunan perangkat Desa Plunturan Dusun Suru sebagai
berikut:
a.
Kepala Desa :
Dwi Bintoro S.T
b.
Kepala Dusun :
Yahudi
c.
Ketua RW I : Pawito
1)
RT I :
Edi Harianto
2)
RT II :
Pono
3)
RT III :
Yatimun
4)
RT IV :
Yateno
d.
Tokoh Agama RW I
1)
Naji
2)
Jarianto
3)
Dari suwarno
e.
Ketua RW II :
Gunaji
1)
RT I :
Parmo
2)
RT II :
Sumiran
3)
RT III :
Misnianto
4)
RT IV :
Kateni
f.
Tokoh Agama RW II :
1)
Munawar
2)
Suyatno
g.
BPD
1)
Ahmadi
2)
Sarni (RW I)
3)
Purnani
h.
Jogoboyo :
Sucipto[8]
4. Kependudukan[9]
a.
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin
No.
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
1
|
Laki-laki
|
1771 Orang
|
2
|
Perempuan
|
1811 Orang
|
3
|
Kepala keluarga
|
1075 KK
|
b.
Jumlah penduduk menurut golongan usia
No.
|
Golongan Umur
|
Jumlah (orang)
|
1
|
0-12 Bulan
|
48
|
2
|
1-4 Tahun
|
345
|
3
|
5-7 Tahun
|
210
|
4
|
7-18 Tahun
|
486
|
5
|
18-56 Tahun
|
1905
|
6
|
>56 Tahun
|
306
|
c.
Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan
No.
|
Tingkat Pendidikan
|
Jumlah (orang)
|
1
|
Sedang sekolah TK
|
93
|
2
|
Sedang sekolah
|
185
|
3
|
Tamat SD/sederajat
|
52
|
4
|
Tamat SLTP/ sederajat
|
40
|
5
|
Tamat SLTA/sederajat
|
20
|
6
|
Tamat diploma/sarjana
|
20
|
5.
Keadaan Sosial Ekonomi
Keadaan ekonomi masyarakat desa Plunturan khususnya berada
pada tingkat menengah. Mayoritas dari mereka bermata pencaharian sebagai petani
dan buruh tani. Masyarakat Dusun Suru mengandalkan perairan sawah mereka dengan
irigasi yang bersumber dari daerah mereka sendiri. Karena memang secara turun temurun
tidak menggunakan bantuan diesel, tapi menggunakan pengairan dari gunung.
Adapun saluran irigasi arahnya bercabang, sehingga pengairan hanya bisa
dilakukan setiap dua sampai tiga minggu sekali dan dilakukan selama 2 X 24 jam
setiap gilirannya. Selain mengandalkan pertanian, masyarakat dusun suru
sebagaian kecil juga sebagai pencari batu kali. Sedangkan golongan pegawai
selain petani mata pencaharian dusun Suruadalah pegawai, dan guru. Untuk lebih
rincinya mata pencaharian penduduk Desa Plunturan adalah sebagai berikut :[10]
No.
|
Mata Pencaharian
|
Jumlah (orang)
|
1
|
Petani
|
127
|
2
|
Buruh Tani
|
670
|
3
|
Buruh Swasta
|
56
|
4
|
Pegawai Negeri Sipil
|
26
|
5
|
Guru Negeri
|
16
|
6
|
Guru Swasta
|
7
|
7
|
TNI/POLRI
|
5
|
8
|
Pedagang
|
11
|
9
|
Tukang kayu/batu
|
10
|
10
|
Peternak
|
4
|
11
|
Karyawan Swasta
|
130
|
12
|
Panjahit
|
5
|
13
|
Pensiunan
|
13
|
Namun demikian, berdasarkan keterangan yang kami peroleh dari
sebagian warga Suru, sebagian dari mereka, khususnya para pemuda banyak yang
merantau ke daerah lain untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Dalam perantauan
tersebut, ada yang yang bekerja sebagai buruh pabrik, pembantu rumah tangga dan
ada juga yang membuka usaha baru di negeri perantauan. Hasil dari perantauan
tersebut dapat dikatakan sangat membantu perekonomian masyarakat terutama dalam
hal memperbaiki tempat tinggal dan melengkapi peralatan-peralatan rumah tangga.
Bagi sebagian warga yang menetap di perantauan mereka pulang hanya sekedar
tilik rumah orang tua, karena memang mereka memilih hidup di negeri perantauan.[11]
6. Sosial – Pendidikan
Pendidikan merupakan ha penting dalam sebuah peradaban,
Kemajuan suatu masyarakat salah satunya dapat dilihat dari aspek tinggi
rendahnya pendidikan yang ada dalam masyarakat tersebut. Pendidikan merupakan
bukti perkembangan peradaban dalam masyarakat. Dengan adanya pendidikan akan
mampu membawa masyarakat menuju masyarakat terdidik dan berperilaku mulia.
Dengan demikian, mengingat begitu urgentnya fungsi pendidikan dalam masyarakat,
pendidikan pantaslah menjadi sorotan utama dalam menopang perkembangan dan kemajuan
dalam suatu masyarakat.
Dusun Suru Desa Plunturan memiliki beberapa lembaga
pendidikan yaitu PAUD, TK, dan ada dua SD di desa Plunturan yakni SD Plunturan
01 dan SD Plunturan 02 yang lokasinya pun sangat dekat, bisa dikatakan
berdampingan. Disamping itu pendidikan non formal seperti TPA juga dilaksanakan
meskipun tidak setiap hari, yakni masuk setiap hari kamis, jum’at, sabtu dan
minggu. Pengkaderan pendidik khususnya untuk
pendidik TPA memang sangat sulit dilaksanakan karena setiap anak yang sudah
masuk ke sekolah setingkat SMP sudah tidak mau aktif di TPA lagi. TPA di Dusun
Suru peminatnya akan meningkat saat momen-momen tertentu, seperti ketika ada
kegiatan di dusun tersebut misalnya kegiatan KKN/KPM dari berbagai Perguruan
Tinggi. Sebelum kelompok kami memasuki Dusun Suru, telah ada kegiatan KKN/KPM sebelumnya.
Pada tahun 2005, ISID Gontor menjalankan KKN di Dusun Suru, tahun 2013 dan 2014
STAIN Ponorogo juga menjalankan KPM di Dusun Suru. Dan pada momen inilah
kegiatan kegamaan di Dusun tersebut meningkat untuk sementara waktu.[12]
7. Keadaan Sosial Politik
Desa Plunturan dikepalai oleh seorang kepala desa yang bernama
Dwi Bintoro ST dan di bantu oleh perangkat desa yang lain.
Dusun Suru
sendiri terdiri dari dua RW dan delapan RT, yakni:
a.
RW I di ketuai oleh Pawito
b.
RT 01 di ketuai oleh Edi Haryanto
c.
RT 02 diketuai oleh Pono
d.
RT 03 diketuai oleh Katimun
e.
RT 04 diketuai oleh Yateno
f.
RW II diketuai oleh Gunaji
g.
RT 01 diketuai oleh Bpk Parmo
h.
RT 02 diketuai oleh Bpk Sumiran
i.
RT 03 diketuai oleh Bpk Misnianto
j.
RT 04 diketuai oleh Bpk Kateni[13]
Selain pamong desa, keadaan
sosoial-politik masyarakat dusun suru juga dipengaruhi oleh tokoh-tokoh
berpengaruh. Salah satunya adalah bapak
Bhikan Gondho Wijoyo, beliau yang akrab dipanggil mbah kung ini adalah
lurah sebelumnya sekaligus ayah bapak Dwi Bintoro. Walaupun tidak bersifat
formal, bapak Bhikan masih disegani oleh masyarakat dusun suru.
8.
Keadaan Sosial Keagamaan
Agama yang dianut oleh masyarakat
Suru adalah agama Islam. Islam masuk ke dusun
tersebut pada tahun 1966 yang bawa oleh
seorang penduduk Balong Ponorogo. Islam semakin berkembang di dusun tersebut,
hingga pada tahun 1976 didirikan Mushalla Al-Ikhlas,
yang terletak di RW 0I Dusun Plunturan. Pada tahun 1986 mushalla ini mulai
digukanan untuk Shalat Jum’at pada sampai
akhirnya berhenti pada tahun 1997 yang disebabkan oleh faktor kekurangan SDM
yang bertugas sebagai petugas shalat jum’at. Barulah pada tahun 2013, KPM STAIN
Ponorogo bersama masyarakat mengalih statuskan mushola menjadi masjid dan
digunakan untuk sholat jum’at sampai sekarang.[14]
Kemudian, pada tahun
1980 berdiri Mushalla di RW 02/RT 03,
yang kemudian beralih menjadi masjid atas kesepakatan bersama dan pada tahun
1991 mulai didirikan sholat jum’at di Masjid tersebut.
Pada tahun 1992, masjid yang terletak
di RW 02/RT 03 kurang strategis, maka dengan pertimbangan tersebut masjid
dipindah ke RT 01, yang dulunya juga berupa mushalla berdinding anyaman bambu.
Jumlah jamaah sholat di masjid tersebut berfluktuasi setiap harinya. Demikian
halnya dalam shalat jumat, untuk menggenapkan jamaah menjadi empat puluh orang
di dusun Suru ini sangat kesulitan, sehingga pelaksanaan shalat jumat tetap
dilaksanakan meskipun jamaah kurang dari empat puluh orang.
Seiring dengan perkembangan waktu,
pada tahun 1998 masjid yang terletak di RW 03/RT 01 direhabilitasi, dengan
biaya swadaya dari masyarakat sendiri. Masjid tersebut dinamai dengan masjid
Al- Mukminin. Pada tahun yang sama, juga berdiri TPA yang dilaksanakan di rumah
warga, yang berjalan sekitar dua tahun. Kemudian TPA beralih ke masjid dan
mulai eksis sekitar tahun 2010 sampai sekarang, meskipun jumlah peminatnya
semakin menipis.[15]
9. Keadaan Sosial Budaya
Antusiasme masyarakat Desa
Plunturan khususnya di Dusun Suru terhadap seni budaya memang begitu besar hal
ini nampak dari banyaknya kegiatan masyarakat yang berhubungan dengan kesenian
dan kebudayaan seperti karawitan yang
latihannya dilakukan setiap malam kamis, adapula kesenian Reog yang dikelola
oleh sanggar yang ada di Dusun Suru ini pula. Selain dari pada itu di dusun
Suru terdapat sesepuh-sesepuh yang sangat memahami tentang Reog Ponorogo
sekaligus sebagai pengrajin reog.[16]
B. Tokoh-Tokoh
Masyarakat yang Berpengaruh
Suatu daerah tidak mungkin terlepas dari
tokoh-tokoh yang berpengaruh, begitu pula pada Dusun Suru. Tokoh-tokoh
masyarakat yang berpengaruh di Dusun Suru Desa Plunturan Kecamatan Pulung
Kabupaten Ponorogo, antara lain
1.
Tokoh Masyarakat
Adapun tokoh
masyarakat yang sangat berpengaruh antara lain:
a.
Dwi Bintoro, ST, selaku Kepala Desa
Plunturan dan Rakhmanto, selaku sekretaris desa
Keberadaan kepala desa
sangat penting dan berpengaruh terutama dalam mengatur jalannya pemerintahan
desa, sehingga kepala desa dengan beberapa perangkatnya, termasuk di dalamnya
sekretaris desa, berupaya dengan sekuat tenaga untuk meningkatkan SDA dan SDM
di Desa Plunturan.
b.
Yahudi (Kasun Dusun Suru), Adi
Sujarnoto (Kasun Dusun Krajan), Suwadi (Kasun Dusun Cabean) dan Marjani, (Kasun
Dusun Gadungan).
Keberadaan kepala dusun
juga sangat dibutuhkan oleh kepala desa, yaitu untuk membantu kelancaran
seluruh program desa. Sebagai contoh adalah dalam penyaluran beras sembako dari
pemerintah.
c.
Ketua RT/RW Dusun Suru
Ketua RW merupakan
perangkat desa yang memiliki kedudukan di atas Ketua RT, yang bertugas
mengepalai beberapa RT. Sedangkan Ketua RT adalah struktur perangkat desa yang
paling rendah dan paling kecil cakupan tugasnya, ketua RT mengepalai beberapa
Kepala Keluarga (KK). Walaupun demikian ketua RT lah yang sangat berat tugasnya
serta paling dekat dengan masyarakat karena yang lebih mengetahui keadaan
masyarakat.
d. Marjuki
Selain menjabat sebagai wakil kepala sekolah di SD Negeri 02 Plunturan, dalam kehidupan bermasyarakat dusun Suru, bapak
marjuki merupakan tokoh seni budaya, terbukti beliau menguri-uri seni karawitan
dengan latihan rutin karawitan Ibu-ibu dan bapak-bapak yang dilakukan dirumah
beliau setiap satu minggu sekali, bahkan ketika group karawitan itu diminta
untuk mengisi kegiatan, seperti dalam acara pernikahan, acara kesenian di
pendopo Ponorogo tak jarang durasi latihanya diperketat 2 kali dalam seminggu,
bahkan bisa lebih.[17]
f. Ghani
Satu
lagi yang tokoh yang sudah langka di dusun Suru, peran Bapak Ghani memang
sangat penting terutama dalam menguri-uri kesenian reog. Beliau adalah salah
satu tokoh kesenian reog yang paham betul tentang seni reog secara
komperhensif, baik dari sisi historis, filosofis, teknis pembutan hingga makna
simbol dan aspek lainya, sehingga tak jarang beliau dijadikan referensi oleh
peneliti budaya dari UGM, ISI, maupun dari perguruan tinggi lainya.
Pada
tahun 2000 perwakilan dari LIPI bandung melakukan reseach tentang kesenian reog
dan pihak LIPI pun singgah dikediaman beliau untuk menggali informasi tentang
kesenian tersebut. Wal hasil setelah mendapatkan informasi dan data tentang
reog, pihak LIPI memberikan apresiasi kepada beliau dengan memberikan bantuan
dana untuk penambahan alat-alat reog dan dana pelestarian seni reog. Ditahun
yang sama Bapak Ghani goes to Amerika, diminta untuk mengajar kesenian Reog
oleh pemerintah negeri paman Syam tersebut selama tiga bulan. Hingga detik ini
beliau masih disibukkan dengan activitas seni reog, baik secara teknis ataupun
diminta untuk mengisi acara kesenian di berbagai wilayah yang berskala
Nasional.[18]
2.
Tokoh agama
Di Dusun Suru terdapat satu masjid dan enam mushola,
tiap masjid dan mushola di pimpin oleh takmirnya masing-masing. Peran dari seluruh ta’mir
masjid dan mushola sangat penting khususnya dalam masalah memakmurkan masjid
dan mushola.
Diantara
takmir yang selalu berpartisipasi dalam kegiatan masjid adalah:
a.
Dari Suwarno, selaku imam dan
takmir mushola al-Ikhlas sekaligus sebagai Modin
b.
Munawar,selaku takmir masjid
Al-Mukminin
c.
Suyatno, selaku guru agama Dusun
Suru
d.
Naji, selaku pengurus Musholla
Sunan Kalijaga
e.
Jarianto, selaku tokoh agama Dusun
Suru
3.
Tokoh Pemuda
Pemuda
yang memilih tinggal di Dusun
Suru relatif sedikit karena banyak dari
mereka yang memilih untuk berurbanisasi ke kota besar untuk mengadu nasib dan
peruntungan dalam mencukupi perekonomiannya. Wal hasil pemuda yang tersisa di
dusun ini tidak terorganisir dan lebih memfokuskan untuk bekerja.
Dari
kondisi yang riskan ini, bapak pawito memandu beberapa remaja yang masih
bersekolah untuk melakukan pelatihan seni hadroh kontemporer dan kadang diminta
untuk mengisi acara walimahan. Oleh masyarakat dusun Suru bapak pawito yang
menjabat sebagai ketua RW ini dianggap sebagai tokoh pemuda walaupun pada
kenyataanya beliau sudah beristri dan mempunyai dua orang anak.
BAB
II
PROSES KEGIATAN
A. Alur
Teknik PAR
Kuliah Pengabdian
Masyarakat (KPM) 2014 dilaksanakan dengan berbasis Participatory Action
Research (PAR), yang mana perserta KPM atau mahasiswa berperan sebagai
fasilitator dalam menggali dan menemukan potensi-potensi yang ada dalam
masyarakat. Karena itulah kegiatan-kegiatan penunjang yang telah berjalanpun
tidak terlepas dari partisipasi dan peran masyarakat.
Berawal dari kegiatan di atas kegiatan PAR dimulai dengan
penggalian data secara observasi dan wawan cara masalah yang dominan pada Dusun
Suru Desa Plunturan khususnya yang nantinya akan diangkat sebagai masalah
utama. Dari hasil observasi dan wawancara kemudian dilakukan pengolahan data,
penetapan masalah yang paling urgen dan mampu di selesaikan oleh TIM PAR di
dusun Suru dan langsung ditindaklanjuti dengan melakukan aksi yang relevan
dengan permasalahan tersebut bersama masyarakat.
Berikut adalah sususan teknik PRA dari
KPM 2014 di Dusun Suru Desa Plunturan
1.
Mapping
Mapping merupakan penggambaran kondisi wilayah secara detail,
oleh karena itu untuk menghindari kekeliruan informasi, posisi, dan kondisi
penduduk kami mengadakan musyawarah bersama-sama masyarakat yang bertempat di
kediaman Bapak Yahudi selaku kepala dusun Suru desa Plunturan.
Adapun hasil dari mapping yang telah kami lakukan dengan
masyarakat lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran I tentang mapping
(Pemetaan) dusun Suru desa Plunturan.
2.
Transektor
Setelah mendapatkan gambaran kondisi wilayah
Dusun Suru, maka dalam kegiatan transector, tim KPM menelusuri dusun untuk
mengamati secara langsung lingkungan dan keadaan sumber daya alam,
perubahan-perubahan keadaan dan potensi-potensi, dan masalah yang terjadi di
masyarakat Dusun Suru.
Untuk lebih jelasnya mengenai transektor ini,
bisa dilihat pada lampiran 2.
3.
Alur Sejarah
Alur sejarah merupakan tehnik penelusuran alur
sejarah suatu masyarakat dengan menggali kejadian penting yang pernah dialami
pada alur waktu tertentu. Time Line
atau alur sejarah ini dilaksanakan untuk mencari informasi tentang sejarah dan
peristiwa yang pernah terjadi dalam masyarakat khususnya. Adapun time line
dari dusun Suru ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 3.
4.
Kalender Musim
Kehidupan masyarakat di Dusun Suru Desa Plunturan yang mayoritas petani
kurang lebih dipengaruhi oleh tata cara pola tanam dalam jangka waktu tertentu.
Kehidupan sosial ekonomi masyarakat sangat dipengaruhi oleh musim tanam, musim
panen, musim hujan dan musim kemarau.
Dengan mengkaji pola-pola ini kami dapat
memperoleh gambaran yang cukup memadai untuk menyusun program pola tanam bagi
masyarakat. Dan hasil yang kami peroleh digambarkan melalui kalender yang
berbentuk matrik sebagaimana dalam lampiran 4.
5.
Diagram Venn
Setelah menelusuri wilayah di Dusun Suru, kami
mengamati kondisi sosial masyarakat Dusun Suru dengan menganalisa peranannya,
kepentingannya dan manfaatnya untuk masyarakat dusun setempat. Dari sini kami
bersama masyarakat menyusun Diagram Venn, Hal ini bertujuan untuk mengatahui siapa saja yang mempunyai
pengaruh paling besar di wilayah Dusun Suru Desa Plunturan, sehingga dapat
membantu dalam menyusun rencana guna melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan masyarakat, terutama untuk meraih dukungan.
Dalam Diagram Venn yang kami buat sebagaimana dalam gambar. Besar kecilnya bentuk lingkaran menunjukkan
besar atau kecilnya komunitas. Sedangkan jarak dekat atau jauhnya lingkaran
satu dengan yang lainnya menunjukkan besar atau kecilnya pengaruh suatu
komunitas terhadap masyarakat.[19] Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar dalam lampiran 5.
6.
Trend and Change
Trend and Change merupakan tehnik penelurusan yang memfasilitasi masyarakat dusun Suru dalam
bentuk bagan untuk mengenali perubahan dan kecenderungan di berbagai keadaan,
kejadian serta kegiatan masyarakat dari waktu ke waktu di wilayah Suru. Untuk
lebih jalasnya telah terlampir dalam lampiran 6 tentang Trend and Change.
B.
Perumusan Masalah
1. Pohon
Masalah dan Harapan
Setelah mengamati keseluruhan masalah
yang ada di dusun Suru, kami menemukan berbagai permasalahan yang menuntut
untuk dipecahkan. Namun dari berbagai masalah yang timbul tersebut, tidak
mungkin tim KPM dapat menyelesaikan semuanya. Akhirnya, tim KPM beserta
masyarakat membuat kesepakatan untuk memfokuskan pada satu masalah yang dirasa
mampu untuk diselesaikan secara bersama-sama.
Untuk lebih jelasnya pohon masalah bisa dilihat
pada lampiran 7 dan tentang pohon
harapan pada lampiran 8.
2. Matrik Ranking
Setelah menyusun pohon masalah dan pohon
harapan, maka kami beserta masyarakat menyusun bagan peringkat (Matrik Ranking) dari masalah-masalah
tersebut, yaitu bagan yang digunakan untuk menganalisis dan membandingkan
masalah-masalah yang telah diidentifikasikan dalam bentuk rangking atau skor.
Dengan matrik ini dapat diketahui peringkat
masalah yang ada sehingga dapat dipilih mana akar masalah yang dirasa lebih
urgen dan mendesak untuk diselesaikan untuk lebih jelasnya matrik rangking
dapat dilihat pada lampiran.
Selanjutnya tim KPM menindak lanjuti Matrik Rangking tersebut dengan
menganalisanya, mana masalah yang dianggap lebih urgen dan dapat dipecahkan
sesuai dengan kemampuan masyarakat dan tim KPM. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada lampiran.
C. Proses Dijalankan
1.
Perencanaan Lapangan
Dari permasalahan-permasalahan yang dianggap paling relevan dan
berpotensi untuk dicarikan solusinya bersama masyarakat dan mahasiswa peserta
KPM, maka disusun sebuah perencanaan lapangan. Adapun topik inti dari
perencanaan lapangan tersebut adalah memberikan pelatihan/workshop tentang
pentingnya pembuatan pupuk organik.
2.
Proses
Aksi
Sebelum aksi dilaksanakan, tim KPM meminta persetujuan dengan
para tokoh masyarakat dan kelompok tani, kapan dan dimana aksi ini
dilaksanakan. Akhirnya tim KPM membentuk kepanitiaan dan action dilaksanakan
bertempat di kantor desa Plunturan. Kegiatan menarik antusias para peserta
workshop karena setelah diberikan teori langsung praktik pembuatan di lapangan.
Proses aksi ini diikuti oleh peserta dari tokoh desa, kelompot
tani, dan masyarakat. Dengan narasumber yang professional, suasana yang
kondusif dan penuh semangat sangat terlihat selama kegiatan berlangsung.
Harapan diadakannya workshop dan praktik pupuk
organik ini dapat membentuk
kesadaran masyarakat tentang pembuatan dan pengelolaan pupuk organik secara
mandiri, dalam rangka memenuhi kebutuhan pupuk demi menunjang pertanian.
BAB
III
HASIL DAN DAMPAK
A.
Hasil
yang Dicapai
KPM STAIN 2014 khususnya
kelompok XXVIII telah selesai melakukan serentetan kegiatan yang telah
diprogram oleh panitia KPM yaitu, melakukan kegiatan PAR dari satu tahapan ke tahapan
yang lain. Adapun hasil yang dicapai dengan adanya program KPM ini sebagaimana
disebutkan sebelumya yaitu dapat terlaksana “Workshop dan Praktik Pembuatan
Pupuk Organik”. Pelatihan tersebut laksanakan pada Senin, 1 September 2014,
mulai pukul 08.00 – 11.00 WIByang bertempat di rumah Bapak Dari dengan
pembicara Bpk. Wasis Setyo W dkk dari Dinas Pertanian Pulung Ponorogo. Hasil
yang dicapai selama Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) di dusun Suru desa
Plunturan adalah sebagai berikut:
1.
Kesadaran
tentang pentingnya penggunaan pupuk organik
Dengan adanya workshop
pupuk organik tersebut telah membangkitkan
kesadaran bagi kelompok tanidan masyarakat setempat, bahwa pentingnya
menggunakan pupuk organik dalam pertanian. Dengan dilaksanakannya workshop bagi
masyarakat khususnya kelompok tani dapat memahami tentang pentingnya penggunaan
pupuk organik.
2.
Masyarakat
bisa membuat pupuk organik sendiri
Tumbuhnya kesadaran
bagi masyarakat tentang pentingnya menggunakan pupuk organik. Indikatornya
adalah masyarakat sangat antusias dengan
di adakannya workshop pupuk organik.Dengan diadakannya workshop di dusun Suru
dapat menggerakkan kelompok tani dan masyarakat setempat dalam penggunaan dan
pembuatan pupuk organik. Manfaat dari workshop tersebut adalah masyarakat dapat
mengetahui cara pembuatan pupuk organik sehingga hasil akhirnya bisa membuat
pupuk organik sendiri. Dan secara tidak langsung para petani tidak bergantung
lagi dengan pupuk non organik karena mereka bisa membuat dan mempraktikkan
pupuk organik sendiri.
Dengan diadanya
workshop dan praktik pembuatan pupuk organik, kami dari kelompok KPM 11
mengharapkan masyarakat tidak tergantung lagi menggunakan pupuk non organik,
karena mereka sudah bisa membuat pupuk organik sendiri sehingga memudahkan
mereka untuk bercocok tanam.
B.
Dampak
Perubahan Yang Terjadi
Dampak yang dihasilkan dari Workshop
dan praktik pupuk organik ialah :
1.
Bertambahnya
kesadaran kelompok tani dan masyarakat setempat
2.
Tumbuhnya
semangat para petani dalam membuat pupuk organik sendiri
3.
Antusias
masyarakat semakin meningkat dengan adanya pemateri yang datang langsung dari
dinas pertanian.
4.
Adanya kelompok
tani yang mampu berbagi tentang mengolah dan menggunakan pupuk organik.
5.
Terciptanya
kelompok tani dan masyarakat setempat mandiri dalam membuat pupuk organik
sendiri.
Dari dampak yang telah disebutkan diatas,
diharapkan kelompok tani dan masyarakat setempat dapat membuat dan menggunakan
pupuk organik.
C.
Tanggapan
dari Masyarakat
Adapun tanggapan
masyarakat terhadap adanya program KPM STAIN Ponorogo dapat dilihat dari sikap para tokoh masyarakat dan
masyarakat umum di mana terdapat dukungan yang besar terhadap program-program
peserta KPM yang dijalankan. Peserta KPM juga tidak ketinggalan ikut
berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang telah ada di dusun Krajan Suru tersebut.
Dari hubungan timbal balik yang baik ini terciptalah tali persaudaraan yang
kuat sehingga waktu satu bulan yang ada
menjadi terasa begitu cepat dan kurang bagi warga masyarakat dusun Suru.
Selain itu tanggapan
yang lebih khusus dari para tokoh agama dan tokoh masyarakat sehubungan dengan
kedatangan para peserta KPM juga dapat dilihat dari sambutan yang begitu
hangatnya dari tokoh, dimana tim KPM selalu dimintai bantuan dalam berbagai
kegiatan keagamaan, misalnya menjadi imam sholat di Mushola terdekat, mengisi
Kultum dalam acara tahlil dan yasin rutinan warga Suru, membantu pelaksanaan
belajar mengajar TPA di mushola Kalijaga
dan TPA di masjid Al Mu’minin. Bukan hanya di TPA bahkan kami juga mengikuti
kegiatan belajar mengajar di SDN 2 Plunturan, TK Darma Wanita dan TK PGRI, PAUD
Darma Wanita serta mengadakan workshop pertanian khususnya dalam pembuatan
pupuk organik yang menjadi aksi dari tim KPM dan mendapatkan respon yang begitu
baik dari kelompok tani dan masyarakat
setempat serta para tokoh masyarakat yang ada dengan diselenggarakannya workshop tersebut.
Masyarakat desa Plunturan,
khususnya dusun Suru, mereka sangat senang dan berterima kasih atas kedatangan
Tim KPM di daerah mereka, yang mana kami hanya bisa mengabdikan diri dan
memberikan sebatas kemampuan yang kami miliki. Dari paparan diatas, dapat
diketahui bahwa tanggapan masyarakat dusun Suru terhadap peserta KPM adalah
sebagai berikut:
1.
Tokoh
Agama
a.
Munawar
Kedatangan
mahasiswa STAIN dalam rangka melakukan kegiatan KPM, dimanfaatkan oleh Bapak
Munawaruntuk menghidupkan kembali TPA yang kurang aktif dan kurang tenaga
pengajar selain itu mahasiswa STAIN sangatlah ramah dalam bermasyarakat
sehingga sangatlah diterima oleh masyarakat.
b.
Naji
Kedatangan
mahasiswa STAIN dalam rangka melakukan kegiatan KPM, sangat membantu
menghidupkan mushola Kalijaga dan TPA yang sempat mati atau vakum.
2.
Tokoh
Masyarakat
a.
Dwi
Bintoro selaku Kepala Desa Plunturan
Beliau
mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa STAIN yang sedang mengemban tugas
dari kampus karena bisa menambah pengetahuan kepada masyarakat desa Plunturan, serta
telah mampu menyemarakkan kegiatan 17 an peringatan HUT RI dan keagamaan dalam
bentuk pengaktifan TPA, menghidupkan masjid dan mengadakan pelatihan kaderisasi
guru TPA Musshola Kalijaga serta mengadakan pelatihan pertanian khususnya
tentang pupuk organik.
b.
Ary
silvia (Staf Pengajar TPA Dusun Suru)
Bagi
mbak ary kedatangan mahasiswa KPM sangat membantu kelancaran proses
pembelajaran di TPA yang dia kelola.Begitu pula dengan diadakanya perlombaan
yang diikuti oleh anak-anak TPA dusun Suru karena dalam kegiatan tersebut telah mampu
menarik perhatian anak-anak dalam mengikuti perlombaan tersebut dengan lancar.
c.
Dari suwarno
(ketua kelompok tani)
Bagi
bapak Dari kedatangan mahasiswa KPM sangat membantu warga untuk mendapatkan
pengetahuan khususnya tentang pupuk organik. Workshop yang diadakan oleh KPM
Kelompok 11 bisa menjadi solusi dari permasalahan yang ada. Diketahui bahwa
para petani khususnya yang menanam jae gajah sangat membutuhkan pupuk organik,
dengan begitu para petani bisa membuat pupuk organik sendiri. Bapak Dari juga
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan kerja samanya untuk kemajuan
pertanian di Dusun Suru.
3.
Masyarakat
Umum
Masyarakat dusun Suru
secara umum adalah masyarakat yang ramah dan mempunyai rasa kekeluargaan yang erat. Kedatangan peserta KPM
disanamendapatsambutan yang hangat, meskipunmerekabelummengenal kami. Selama
kami melaksanakan kegiatan disanana masyarakat sekitar sangat membantu mulai
dari pembukaan sampai dengan penutupan.
Menurut mereka kegiatan PAR yang sudah
dilaksanakan menguntungkan bagi mereka dimana mahasiswa dapat terlibat langsung
untuk menumbuhkan kesadaran dan memberdayakan masyarakat serta bisa
membantu memecahkan masalah yang ada
dilingkungannya.
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN REKOMENDASI
A. Refleksi
Dalam mencapai suatu tujuan, pasti
akan membutuhkan suatu proses. Dan hal itu tentunya akan dirasakan oleh suatu
kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Begitu pulalah yang dialami
oleh kelompok kami dalam mencapai tujuan yang kami inginkan. Begitu banyak
proses yang kami lewati dalam mencari informan yang dapat dipercaya demi
mengumpulkan data-data yang kami butuhkan. Hingga pada akhirnya kami
mendapatkan informasi yang kami butuhkan sesuai harapan dan keinginan kami. Dan
pada saat data-data yang kami butuhkan telah terkumpul, kami baru dapat
menemukan masalah yang ada dan membutuhkan penyelesaian sesegera mungkin di
Desa plunturan terutama di dusun Suru.
Kemudian secara bersama-sama kami mencoba menyelesaikan dengan warga.
Sistem Kuliah Pengabdian Masyarakat
dengan menggunakan teknik Participatory Action Research (PAR) ini,
membuat kami dapat menggali informasi, memperoleh ilmu, serta mendapat
pengalaman yang sangat banyak dari masyarakat. Hal itu dikarenakan dalam PAR
kami dituntut untuk berpartisipasi aktif mencari informasi yang berkaitan
dengan permasalahan yang kami usung. Dan kami hanyalah bertindak sebagai
fasilitator yang memberdayakan sumber daya yang ada di Desa setempat yang kami
tempati, dalam seluruh proses yang berkaitan dengan pencarian masalah dan penyelesaiannya.
Selain itu, walaupun waktu berjalan dengan sangat cepat, yaitu hanya 29 hari,
terhitung sejak 06 Agustus sampai 05
September 2014. Kami bersyukur karena pada akhirnya kami dapat menyelesaikan
KPM berbasis PAR ini dengan baik sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Dengan mengucap syukur
Alhamdulillah kami menyimpulkan bahwa KPM yang telah kami laksanakan berhasil
walaupun masih ada kekurangan disana sini. Meskipun demikian, kami merasa semua
kegiatan yang kami laksanakan sangat bermanfaat bagi kami. Dan semoga ilmu dan
pengalaman yang telah kami dapatkan dari masyarakat Desa Plunturan dapat
menjadi bekal kami di masa yang akan datang. Amin.
B. Rencana
Tindak Lanjut
Setelah kami selesai melakukan aksi
tentunya tidak hanya berhenti sampai diditu saja, karena sudah barang tentu
bahwa sesuatu memiliki kekurangan, dan kesempurnaan hanya milik Allah swt, maka
kami mencoba melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang sudah kami lakukan.
Aksi yang sudah kami lakukan
seperti yang sudah kami paparkan diatas adalah mengumpulkan warga dusun suru
dalam rangka musyawarah rencana pengembangan sumber daya alam, pertanian dengan
menggunakan pupuk organik. Karena khususnya di daerah pulung sangat memerlukan
pengembangan terkait pembuatan pupuk organik untuk menjadikan hasil panen yang
lebih meningkat dan menguntungkan.
Dari hasil yang dicapai tersebut
kami mempunyai rencana tindak lanjut agar pelaksanaan penggunaan pupuk organik
bisa di pergunakan secara berkelanjutan. Adapun bentuk tindak lanjut kami
adalah sebagai berikut:
1. Dengan
diadakannya workshop dan praktik pembuatan pupuk organik warga kelompok tani
nantinya dapat membuat pupuk organik sendiri.
2. Warga
kelompok tani yang telah mengikuti workshop dan praktik pembuatan pupuk organik
nantinya dapat menularkan ilmu ataupun keahliannya kepada warga lain.
C. Rekomendasi
Karena terbatasnya waktu dan
kemampuan kami, maka tidak semua permasalahan yang kami temukan dapat
terfasilitasi dengan baik. oleh karena itu kami memberikan rekomendasi kepada
semua pihak yang terkait dan memiliki kepedulian yang sama mengenai
permasalahan-permasalahan yang ada di Dusun Suru, terutama yang berkenaan
dengan pemberdayaan Masjid . Dan rekomendasi ini antara lain adalah :
1. Kepada
para perangkat Desa Plunturan untuk memberikan perhatian yang lebih kepada
warga dusun suru agar bisa memberdayakan
Masjid dan kegiatan membudayakan
pupuk organik agar supaya dapat di pergunakan secara berkesinambungan.
2. Kepada
seluruh pengurus kelompok tani dan pengelola Masjid di Dusun Suru untuk
memonitoring dan membimbing para warga agar semangat dan mempunyai komitmen
dalam mengaktifkan kegiatan keagamaan dan kegiatan kemasyarakan, pertanian yang
berpusat di masjid .
3. Kepada
seluruh warga Dusun Suru untuk terus semangat dan berjuang dijalan agama dan
pertanian yaitu dengan terus mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada demi aktifnya
kegiatan dengan memberdayakan di Masjid.
4. Kepada
P3M STAIN Ponorogo untuk selalu melakukan monitoring dan menempatkan peserta
KPM di Desa Plunturan pada tahun berikutnya.
Lampiran 8
PERENCANAAN LAPANGAN
“Workshop dan Praktik Pembuatan Pupuk
Organik”
GOAL
|
-
Masyarakat
mampu membuat dan mengelola pupuk organik
|
OUT PUT
|
-
Kesadaran
masyarakat tentang pentingnya mengelola pupuk organik
-
Tersedianya
pupuk organik sebagai penunjang pertanian masyarakat
|
AKTIVITAS
|
Musyawarah bersama
masyarakat dan kelompok tani tentang pengelolaan dan pembuatan pupuk organik
|
INDIKATOR
|
Kehadiran para tokoh desa, kelompok tani, dan masyarakat dalam
pertemuan
|
ASUMSI
|
-
Kegiatan
disetujui oleh desa
-
Kegiatan
didukung oleh masyarakat Dusun Suru Desa Plunturan
-
Waktu
dan dana tersedia
-
Narasumber
dari Dinas Pertanian Kab. Ponorogo
|
WAKTU
|
Pada hari Senin tanggal 1 September 2014, dilaksanakan mulai pukul 08.00 –11.00 WIB
|
PIHAK YANG TERLIBAT
|
-
Perangkat
Desa Plunturan
-
Kelompok
Tani
-
Masyarakat
sekitar
-
Mahasiswa
peserta KPM kelompok 11
|
TEMPAT
|
-
Kantor
Kelurahan Desa Plunturan
|
![]() |
Lampiran 5
|
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
KETERANGAN:
Pohon masalah yang diambil dari dusun
Suru seperti halnya yang tertera dalam bagan di atas permasalahan yang diambil
adalah berkenaan dengan sosial masyarakat, khususnya masalah pertanian yang ada
di dusun Suru.
Hal ini kami jadikan patokan karena
masyarakat Dusun Suru mempunyai keinginan yang tinggi untuk menggunakan dan mengaplikasikan pupuk
organik, hal ini terbukti dengan
begitu antusiasnya warga ketika kedatangan tim KPM yang mengadakan Workshop Pertanian dan
Praktik Pembuatan Pupuk Organik, yang dihadiri oleh pihak dinas pertanian dan sebagian kelompok tani yang berasal
dari 2 RW dan 8 RT. Disini dinas pertanian tidak hanya menjelaskan secara teori akan
tetapi diadakan praktik secara langsung oleh sebagian kelompok tani yang hadir.
Dengan demikian, adanya workshop
sekaligus pengaplikasiannya masyarakat menjadi antusias dalam membuat pupuk
organik dengan bahan-bahan yang mudah di didapatkan di lingkungan sekitar
seperti kotoran hewan, kotoran manusia, jerami, bekatul, arang sekam, tetes,
decomposer dll. Selain itu dengan pupuk organik bisa mengurangi pengeluaran
dalam pembiayaan pertanian. Pupuk
organik adalah pupuk yang berasal dari tanaman, hewan dan limbah bahan organik
yang telah difermentasi. Bahan-bahan tersebut pada dasarnya mudah untuk
didapatkan di lingkungan sekitar, akan tetapi masyarakat malas serta kurang
adanya kesabaran dalam menunggu proses pembuatan pupuk organik tersebut. Selain
faktor itu kurangnya pengetahuan serta kesadaran masyarakat untuk menggunakan
pupuk organik. Hal ini bukan tanpa sebab. Sebagian masyarakat Suru memilih
untuk membeli pupuk non organik.
Pohon masalah dalam bagan di atas,
dapat dibaca dan dilihat bedasarkan keterangan sebagai berikut:
1. Anak panah yang menuju ke atas menunjukkan akibat yang timbul
dari tidak dusun Suru.
2. Anak panah yang menuju ke bawah menunjukkan sebab yang
memungkinkan tidak makmurnya masjid di Dusun Suru.
Beberapa sebab dan akibat atas tidak
makmurnhya masjid telah diketahui dari observasi yang telah dilakukan oleh Tim
KPM dan wawancara dengan masyarakat dusun Suru.
![]() |
Lampiran
6
|
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
KETERANGAN:
Pohon harapan yang ada dalam laporan
ini dibuat berdasarkan keputusan bersama seluruh anggota KPM kelompok XI. Dari
sinilah kemudian disepakati pentingnya menggunakan pupuk organik di dusun Suru,
serta mengadakan workshop pertanian dan praktik pembuatan pupuk organik dengan
mendatangkan pemateri dari dinas pertanian yang akan membantu memberikan
penjelasan dan pengarahan demi kelancaran program tersebut. Di samping itu,
langsung diadakannya praktik sebagai upaya membangkitkan antusiasisme
masyarakat dalam pembuatan pupuk organik. Dengan demikian, harapan diadakannya
workshop tersebut bisa membawa kemajuan di dusun Suru, khususnya dalam kegiatan
sosial kemasyarakatan.
![]() |
Lampiran 7
MATRIX RANKING DUSUN SURU DESA PULNTURAN
Sebab
Akibat
|
Kurangnya
pengetahuan tentang pembuatan pupuk organik
|
Harga
Pupuk mahal
|
Penimbunan
pupuk oleh pihak-pihak tertentu
|
Tidak
adanya persediaan pupuk non organik
|
Kurangnya pengetahuan tentang pembuatan pupuk organic
|
0
|
-
|
-
|
+
|
Harga Pupuk mahal
|
+
|
0
|
+
|
-
|
Penimbunan pupuk oleh pihak-pihak tertentu
|
+
|
+
|
0
|
-
|
Tidak adanya persediaan pupuk non organic
|
+
|
+
|
-
|
0
|
|
3
|
2
|
1
|
1
|
Keterangan Matrix Ranking
Berdasarkan analisis matrix ranking dari pohon masalah di atas
dapat disimpulkan bahwa permasalahan dengan skor tertinggi dan perlu ditangani
sesuai dengan kemampuan peserta KPM di dusun Suru, dapat diambil beberapa
permasalahan yang ada diantaranya:
Ø Minimnya pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan dan
pembuatan pupuk organik dengan skor 3
Ø Melambungnya harga pupuk dengan skor 2
Ø Adanya pihak-pihak tertentu yang melakukan penimbunan dengan
skor 1
Ø Tidak adanya persediaan pupuk non organik dengan skor 1
![]() |
Lampiran 9
ANALISA URGENSI DAN RELEVANSI
MASALAH
|
RELEVANSI
|
URGENSI
|
KEMAMPUAN PAR
|
KEMAMPUAN MASYARAKAT
|
SKOR
|
Kurangnya pengetahuan tentang pembuatan pupuk organic
|
+
|
+
|
+
|
+
|
4
|
Harga Pupuk mahal
|
+
|
+
|
-
|
-
|
2
|
Penimbunan pupuk oleh pihak-pihak tertentu
|
+
|
+
|
+
|
-
|
3
|
Tidak adanya persediaan pupuk non organic
|
+
|
+
|
-
|
-
|
2
|
Keterangan Analisa Urgensi dan Relevansi
Berdasarkan analisis
di atas, tim KPM dan masyarakat menentukan prioritas penyelesaian terlebih
dahulu pada skor akhir tertinggi dapat diketahui bahwa:
Ø Minimnya pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan dan
pembuatan pupuk organik dengan skor 4
Ø Melambungnya harga pupuk dengan skor 2
Ø Adanya pihak-pihak tertentu yang melakukan penimbunan dengan
skor 3
Ø Tidak adanya persediaan pupuk non organik dengan skor 2
![]() |
Lampiran 10
STRUKTUR DEWAN KERJA KPM KELOMPOK 11
NO.
|
NAMA
|
NIM
|
JURUSAN
|
JABATAN
|
1.
|
M. Najammudin A.
|
210211034
|
MU
|
Ketua
|
2.
|
Ade Prasetyo
|
210311213
|
TB
|
Wakil ketua
|
3.
|
M. Bahrul Ilmi
|
210511101
|
TB
|
Sekretaris I
|
4.
|
Iin Inayatussalamah
|
210311128
|
TH
|
Sekretaris II
|
5.
|
Luluk Ida Wati
|
210611069
|
PG
|
Bendahara I
|
6.
|
Devi Ristiana
|
210911080
|
TI
|
Bendahara II
|
7.
|
Yuana Novia E.
|
210311045
|
TB
|
Sie pendidikan (koord)
|
8.
|
Siti Karomah N.
|
210511104
|
TA
|
Sie pendidikan
|
9.
|
Usman Zainuddin
|
210411004
|
TH
|
Sie keagamaan (koord)
|
10.
|
Umi Mahmudah
|
210411005
|
TH
|
Sie keagamaan
|
11.
|
Sofa Renaldi
|
210111018
|
AS
|
Sie kemasyarakatan (koord)
|
12.
|
Uswatun Khasanah
|
210310162
|
MU
|
Sie kemasyarakatan
|
13.
|
Tri Hajuni
|
210611142
|
PG
|
Sie kepemudaan (koord)
|
14.
|
Farid Ismawan
|
210311141
|
TB
|
Sie perkap dekdok (koord)
|
15.
|
Ikhda Lidiana
|
210111046
|
AS
|
Sie perkap dekdok
|
![]() |
Lampiran 3
TIME
LINE DUSUN SURU DESA PLUNTURAN
Peristiwa Penting
Di Dusun Suru Desa
Plunturan
Kecamatan Pulung
Ponorogo
No.
|
Tahun
|
Peristiwa
|
Dampak
|
1.
|
Abad
ke 16
Pada
masa pemerintahan Brawijaya
|
Desa
Plunturan masih seperti hutan belantara. Kemudian ada dua orang
pendatang dari kerajaan Mataram, yang bernama Satariman dengan abdi kinasih
yang bernama Suto Menggolo menyiarkan agama Islam dam mendirikan pesantren, sehingga Plunturan berubah
menjadi pemukiman penduduk atau pedesaan.
|
Masuknya
nilai-nilai keIslaman di Desa Plunturan
|
2.
|
-
|
Prabu Brawijaya beristirahat dalam melakukan babat Desa
Plunturan. Dalam waktu istirahat itu mereka mencari air untuk diminum. Karena
tidak ada tempat air minum maka mereka menggunakan daun suru sebagai tempat
untuk mengambil air sungai untuk kemudian diminum. Pemanfaatan daun suru
sebagai tempat air minum inilah yang kemudian dijadikan nama dusun Suru.
|
Babat desa
Plunturan dan pemberian nama suru pada salah satu daerah.
|
3.
|
1950-1968
|
Kepala Desa Pertama di pegang oleh Bpk. Sumorejo
|
Terbentuknya
struktur jabatan kelurahan
|
4.
|
1968-2006
|
Kepala desa kedua Bpk. Bhikan Gondo Wiyono
|
Arah kebijakan
mulai membaik
|
5.
|
2007-Sekarang
|
Kepala desa berikutnya Bpk. Dwi Bintoro, ST
|
Meningkatkan
kesejahteraan desa, dan melestarikan tradisi dan kebudayaan masyarakat
Plunturan
|
Informan; Bapak Dwi
Bintoro, ST (Kepala Desa Plunturan), Bapak Yahudi (Kepala Dusun Suru), dan
Bapak Pawito (Ketua Rw 1)
![]() |
Lampiran 4
DIAGRAM VENN DUSUN SURU DESA PLUNTURAN
![]() |
Catatan;
Semakin
dekat simbol dengan lingkaran pusat, menunjukkan lembaga tersebut semakin
berpengaruh di masyarakat.
Semakin
besar simbol, menunjukkan lembaga tersebut semakin penting dalam masyarakat.
Informan; Bapak Dwi
Bintoro, ST (Kepala Desa Plunturan), Bapak Yahudi (Kepala Dusun Suru), Bapak Pawito (Ketua Rw 1), Bapak Tohari, Bapak
Edi Harianto, dan Bapak Pono.
![]() |
KETERANGAN:
Diagram venn merupakan teknik yang
bermanfaat untuk melihat hubungan masyarakat dengan berbagai tokoh masyarakat
atau lembaga yang terdapat di dusun Krajan Tengah dan lingkungannya. Teknik
ini bertujuan untuk memperoleh data
tentang pengaruh tokoh masyarakat atau lembaga yang ada di wilayah dusun Suru terhadap
persoalan warga masyarakatnya, serta tingkat kepedulian tokoh masyarakat atau
lembaga dalam membantu memecahkan persoalan yang dihadapi.
Berdasarkan diagram venn diatas dapat
diketahui hubungan timbal balik antara masyarakat dusun Suru berdasarkan sosial
keagamaan sebagai berikut:
1.
Lingkaran
tengah (masjid) menunjukan komunitas masyarakat Suru yang merupakan pusat dari
seluruh aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Lingkaran
aliran kebatinan atau kejawen menunjukkan bahwa sebagian besar kepercayaan masyarakat
Suru dipengaruhi oleh adat yang telah berjalan, tetapi eksistensinya tidak
mempengaruhi keberadaan masjid di dusun tersebut.
3.
Lingkaran
budaya menerangkan bahwa budaya masyarakat Suru sangat beragam dan sangat
berpengaruh terhadap kemajuan dan keramaian masjid.
4.
Lingkaran
tokoh agama dengan kuantitas menengah, namun sangat mepengaruhi eksistensi
masjid di dusun Suru.
5.
Lingkaran
takmir masjid, jumlah proporsional dengan jumlah masjid yang ada di dusun Suru.
Keberadaan takmir masjid sangat menentukan berjalan tidaknya suatu sistem yang
telah dicanangkan dalam program-program yang akan dijalankan.
6.
Lingkaran
pendidikan agama, meliputi TPA/TPQ. Berdirinya lembaga pendidikan agama akan
menopang berjalannya kegiatan masjid serta dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang urgenitas masjid di tengah-tengah mereka.
7.
Lingkaran
perangkat desa, meskipun jumlahnya cukup banyak, akan tetapi eksistensinya
tidak begitu berpengaruh terhadap kemajuan masjid.
8.
Lingkaran
Islam abangan, jumlahnya tidak terlalu banyak dan tidak memberikan pengaruh
terhadap kemajuan masjid.
9.
Lingkaran
pemabuk, jumlahnya sedikit dan tidak berpengaruh, karena pera pemabuk yang ada
di dusun Suru mayoritas berasal dari daerah lain.
![]() |
TRANSKRIP OBSERVASI
Tanggal kegiatan : Minggu Pertama KPM
Waktu :
Kondisional
Lokasi :
Wilayah Dusun Suru
Kegiatan :
Penelusuran Desa
Bukti :
4 lembar
|
![]() |
|||
![]() |
![]() |
Catatan:
Kegiatan
penelusuran wilayah dusun Suru, sekaligus melakukan pemetaan tentang berbagai
potensi yang ada di dusun. Diantaranya, adalah sawah, pemukiman, tempat ibadah,
dan juga pendidikan keagamaan.
![]() |
TRANSKRIP OBSERVASI
Tanggal kegiatan : 12 s/d 14 Agustus 2014
Waktu :
3 hari
Lokasi :
Desa Pomahan
Kegiatan :
Pendamping Lomba Tingkat II Pramuka se-Kecamatan Pulung
Bukti :
4 lembar
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Catatan:
Kegiatan
Lomba Tingkat II dilaksanakan oleh Kwartir Ranting Kecamatan Pulung Ponorogo.
Tim KPM bertindak sebagai Pembina pendamping di Gugus Depan SDN 02 Plunturan
selama kegiatan berlangsung. Kegiatan berlangsung selama 3 hari. Dalam kegiatan
perkemahan ini regu putri mendapatkan juara 1 dan regu putra harapan 1
se-kecamatan Pulung.
![]() |
TRANSKRIP OBSERVASI
Tanggal kegiatan : 20 dan 25 Agustus 2014
Waktu :
13.00 s/d selesai
Lokasi :
Halaman Kantor Desa Plunturan
Kegiatan :
Peringatan Hari Kemerdekaan HUT RI ke 69
Bukti :
4 lembar
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Catatan:
Peringatan
HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke 69 dimeriahkan dengan berbagai lomba.
Kegiatan ini merupakan salah satu wujud cinta tanah air, dan mengenang
perjuangan para pahlawan dalam menegakkan kemerdekaan. Dengan harapan kegiatan
ini senantiasa memupuk rasa cinta tanah air dan semangat kemerdekaan.
![]() |
TRANSKRIP OBSERVASI
Tanggal kegiatan : 25 Agustus 2014
Waktu :
19.30 s/d selesai
Lokasi :
Halaman Kantor Desa Plunturan
Kegiatan :
Malam Kesenian dan Kebudayaan
Bukti :
4 lembar
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Catatan:
Malam
Kesenian dan Kebudayaan Reog Ponorogo ini merupakan salah satu rangkaian
kegiatan peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 69. Yang di adakan bersama – sama
dengan tim KPM dan masyarakat.
![]() |
Lampiran 11
TRANSKRIP OBSERVASI
Tanggal kegiatan : 07 Agustus 2014
Waktu :
19.00 s/d selesai
Lokasi :
Aula Kantor Desa Plunturan
Kegiatan :
Pembukaan Kegiatan KP M
Kelompok 11
Bukti :
4 lembar
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Catatan:
Kegiatan
pembukaan kegiatan KPM kelompok 11. Dihadiri oleh perangkat Desa Plunturan,
tokoh agama, kelompok tani, dan masyarakat setempat.
![]() |
TRANSKRIP OBSERVASI
Tanggal kegiatan : 18 Agustus 2014
Waktu :
08.00 s/d selesai
Lokasi :
Jalan depan Kantor Desa Plunturan
Kegiatan :
Jalan Santai TK Plunturan
Bukti :
4 lembar
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Catatan:
Kegiatan Jalan
santai ini diselenggarakan bersama dengan TK PGRI Plunturan bersama dengan tim
KPM kelompok 11.
![]() |
TRANSKRIP OBSERVASI
Tanggal kegiatan : Selama KPM berlangsung
Waktu :
07.00 s/d selesai
Lokasi :
TK PGRI Plunturan
Kegiatan :
Membantu Me ngajar
di TK Plunturan
Bukti :
4 lembar
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Catatan:
Kegiatan membantu
mengajar di TK PGRI Plunturan merupakan rutinitas kegiatan tim KPM selama satu
bulan bertugas di sana.
![]() |
TRANSKRIP OBSERVASI
Tanggal kegiatan : Minggu Kedua KPM
Waktu :
Kondisional
Lokasi :
Rumah para tokoh agama dan masyarakat
Kegiatan :
Silaturahmi dan penggalian data
Bukti : 4 lembar
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Catatan:
Kegiatan silaturahmi
ini menjadi bagian dari kegiatan penggalian data dan pendalaman program kerja
KPM kelompok 11 bersama-sama dengan para tokoh masyarakat.
![]() |
TRANSKRIP OBSERVASI
Tanggal kegiatan : 30 Agustus 2014
Waktu :
19.00 s/d selesai
Lokasi :
Belakang Kantor Desa Plunturan
Kegiatan :
Malam Kesenian Karawitan Penutupan KPM kelompok 11
Bukti : 4 lembar
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Catatan:
Pentas
Kesenian Karawitan, merupakan Kegiatan Akbar dalam rangka Penutupan KPM
kelompok 11 di Dusun Suru Desa Plunturan. Kegiatan ini diisi dengan berbagai
kegiatan, seperti Seni Karawitan, Penampilan dari tim KPM, dan Kesenian Tari
Tradisional Reog Ponorogo.
![]() |
TRANSKRIP OBSERVASI
Tanggal kegiatan : 01 September 2014
Waktu :
08.00 s/d selesai
Lokasi :
Rumah Bapak Dari
Kegiatan :
Workshop dan Praktik Pembuatan Pupuk Organik
Bukti : 4 lembar
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Catatan:
Workshop
dan Praktik Pembuatan Pupuk Organik ini diikuti oleh 37 peserta, berasal dari
kelompok tani dan masyarakat setempat. Kegiatan ini diisi dengan teori
sekaligus praktek. Disampaikan langsung oleh Petugas dari Dinas Pertanian
Kabupaten Ponorogo.
![]() |
TRANSKRIP OBSERVASI
Tanggal kegiatan : Selama KPM Berlangsung
Waktu :
15.00 s/d selesai
Lokasi :
Masjid al-Muttaqin dan Musolla Kalijaga
Kegiatan :
Kegiatan Belajar Mengajar TPQ
Bukti : 4 lembar
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Catatan:
Kegiatan
pengajaran dan pendampingan pembelajaran keagamaan dilaksanakan untuk
mewujudkan generasi unggul dan memiliki pendidikan keagamaan. TPQ ini
diselenggarakan dan dipersiapkan dengan manajemen dan guru pengajar
professional. Diharapkan TPQ di dusun Suru ini dapat berjalan terus guna
menjadi media belajar keagamaan di masa-masa berikutnya. Amin.
![]() |
TRANSKRIP OBSERVASI
Tanggal kegiatan : 07 September 2014
Waktu :
19.00 s/d selesai
Lokasi :
Rumah Warga
Kegiatan :
Jamaah yasin Ibu-Ibu
Bukti : 4 lembar
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Catatan:
Mengikuti
jama’ah yasinan bersama ibu-ibu Dusun Suru Desa Plunturan. Kegiatan ini rutin
dilaksanakan setiap dua minggu sekali setiap malam jumat bakdo shalat isyak.
![]() |
TRANSKRIP OBSERVASI
Tanggal kegiatan : 19 Agustus 2014
Waktu :
Kondisional
Lokasi :
SDN 02 Plunturan
Kegiatan :
Membina Persiapan Lomba Gerak Jalan
Bukti : 4 lembar
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Catatan:
Membina
adik-adik dalam rangka persiapan lomba gerak jalan se-kecamatan Pulung di SDN
02 Plunturan.
![]() |
Lampiran 1
MAPPING DUSUN SURU DESA PLUNTURAN
![]() |
|||
![]() |
[1] Informasi diperoleh dari Dwi Bintoroi, Kepala Dusun Suru
Desa Plunturan, pada Rabu 21 Agustus 2013, pukul 13.30 WIB; lihat juga Buku Panduan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa
(RPJMDES) Desa Plunturan
Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2015.
[2] Ibid
[3] Informasi dari bapak
Lamin, pada sabtu
9 Oktober pukul
21.30 WIB, di Posko KPM
[4] Buku Panduan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa (RPJMDES) Desa Plunturan Kecamatan Pulung Kabupaten
Ponorogo Tahun 2012-2015.
[5]Informasi diperoleh dari Bpk Yahudi, Kepala Dusun Suru
Desa Plunturan, pada Rabu 21 Agustus 2013, pukul 13.30 WIB.
[6] Buku Panduan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDES)
Desa Plunturan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2015.
[7] Ibid,
[8] ibid
[9] Buku Panduan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDES)
Desa Plunturan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2015.
[10]Buku
Panduan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDES)
Desa Plunturan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2015.
[11] Hasil wawancara
dengan Boimin (warga Dusun Suru), Kamis 22 Agustus 2013, pukul 10.00 WIB.
[12] Hasil wawancara dengan Bpk Munawar (Tokoh Agama Dusun
Suru) dan Dari Suwarno (Takmir Mushalla al-Ikhlas), Minggu 25 Agustus,
2013,pukul 18.15 WIB.
[13] Hasil wawancara
dengan Bpk Munawar (Tokoh Agama Dusun Suru) dan Dari Suwarno (Takmir Mushalla
al-Ikhlas), Minggu 25 Agustus, 2013,pukul 18.15 WIB.
[14] Ibid
[15] Hasil wawancara
dengan Bpk Munawar (Tokoh Agama Dusun Suru) dan Dari Suwarno (Takmir Mushalla
al-Ikhlas), Minggu 25 Agustus, 2013,pukul 18.15 WIB.
[16] Hasil wawancara
dengan pak Naji (Tokoh Agama Dusun Suru), Sabtu, 24 Agustus ,
2013,pukul 18.15 WIB.
[18] IIbid
[19] Tim P3M STAIN
Ponorogo. Metodologi Perubahan Sosial: Berbasis Participatory Action
Research (PAR). (Ponorogo: P3M STAIN Ponorogo,2011), 89.
Postingan nya sangat bermanfaat sekali mas ade. Tapi sayang mas lampiran berupa fotonya ga bisa dilihat. 😔
BalasHapusmas ade boleh minta hard copy file nya. mau liat lampiran beruapa fotonya.
BalasHapussaya jga mau liat fotonya tp ga bisa dibuka... mau dibuat referensi soalnya
BalasHapus