Jumat, 12 September 2014

LAPORAN AKHIR KKN BERBASIS (PAR) PARCIPATORY ACTION RESEARCH



LAPORAN AKHIR
KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT BERBASIS PARCIPATORY ACTION RESEARCH  (PAR)
Dsn. SURU, Ds. PLUNTURAN, Kec. PULUNG, Kab. PONOROGO




   
                      Disusun oleh :
Kelompok  XI 

DPL    : Retno Widyaningrum, M. Pd

Nama anggota
  1.
M. Najammudin A.
210211034
MU
Ketua
  2.
Ade Prasetyo
210311213
TB
Wakil ketua
  3.
M. Bahrul Ilmi
210511101
TA
Sekretaris I
  4.
Iin Inayatussalamah
210311128
TB
Sekretaris II
  5.
Luluk Ida Wati
210611069
PG
Bendahara I
  6.
Devi Ristiana
210911080
TI
Bendahara II
  7.
Yuana Novia E.
210311045
TB
Sie pendidikan (koord)
  8.
Siti Karomah N.
210511104
TA
Sie pendidikan
  9.
Usman Zainuddin
210411004
TH
Sie keagamaan (koord)
10.
Umi Mahmudah
210411005
TH
Sie keagamaan
11.
Sofa Renaldi
210111018
AS
Sie kemasyarakatan (koord)
12.
Uswatun Khasanah
210310162
MU
Sie kemasyarakatan
13.
Tri Hajuni
210611142
PG
Sie kepemudaan (koord)
14.
Farid Ismawan
210311141
TB
Sie perkap dekdok (koord)
15.
Ikhda Lidiana
210111046
AS
Sie perkap dekdok
                                                                                               
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
TAHUN 2014
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR
PENGESAHAN

            Laporan kegiatan ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo tahun 2014 yang dilaksanakan di Dusun Suru Desa Plunturan  Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo, pada tanngal 6 Agustus s.d. 5 September 2014.

Disahkan pada : 5 September 2014
Di Desa Plunturan
Dosen Pembimbing Lapangan





Retno Widyaningrum, M. Pd
NIP. 197010122000032001
Ketua Kelompok





Moeh. Najammudin Amsah
NIM. 210211034

Mengesahkan,

Ketua Panitia,





M. Harir Muzakki, M.H.I
NIP. 197711012003121001
Kepala Desa Plunturan,





_______________________


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt. atas rahmat, taufiq dan hidayah yang selalu dilimpahkanNya, menaungi segala aktifitas kita. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Sang Nabi pembawa risalah kebenaran, Muhammad saw. beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Amin.
Penulisan laporan ini terselesaikan dengan adanya bantuan dari pelbagai pihak. Oleh karena itu, kami menyampaikan ucapan banyak terimakasih kepada:
1.    Drs. Hj. Siti Maryam Yusuf, M.Ag, selaku ketua STAIN Ponorogo
2.    Bapak M. Harir Muzakki, M.H.I, selaku ketua panitia pelaksana kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) 2014 STAIN Ponorgo
3.    Ibu Retno Widyaningrum, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) kelompok XI, yang telah membimbing dan mengarahkan selama KPM 2014
4.    Bapak Dwi Bintoro, ST, selaku kepala Desa Plunturan
5.    Bapak Yahudi, selaku kepala Dusun Suru
6.    dan pihak-pihak lain yang belum tersebut namanya yang turut serta membantu kesuksesan KPM ini.
Dengan iringan do’a, semoga amal baik mereka diterima disisi Allah swt. dan mendapat balasan yang lebih baik lagi dariNya. Semoga laporan ini bisa memeberikan manfaat bagi kami khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Amin.

Ponorogo, 05 September 2014

Tim Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN COVER …………………………………………………………      i
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………     ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..       iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….       iv
BAB I   :    PENDAHULUAN ……………………………………………….       1
                   A. Gambaran Umum Desa Plunturan Kec. Pulung ………………       1
                   B. Tokoh Masyarakat Yang Berpengaruh ……………………….       11
BAB II  :    PROSES KEGIATAN ……………………………………………      15
                   A. Alur Teknik PAR ……………………………………………..       15
                        1.  Mapping ……………………………………………………       15
                        2.  Transector ………………………………………………….       16
                        3.  Alur Sejarah (Time Line) …………………………………..       16
                        4.  Kalender Musim ……………………………………………       16
                        5.  Diagram Venn ………………………………………………      16
                        6.  Trend and Change ………………………………………….       17
                   B. Perumusan Masalah ……………………………………………       17
                        1.  Pohon Masalah dan Harapan ………………………………       17
                        2.  Matrix Ranking …………………………………………….       18
                   C. Proses Dijalankan ……………………………………………..       18
                        1.  Perencanaan Lapangan …………………………………….       18
                        2.  Proses Aksi …………………………………………………       19
BAB III     :    HASIL DAN DAMPAK ………………………………………… 20
                   A. Hasil Yang Dicapai ……………………………………………       20
                   B. Dampak Perubahan Yang Terjadi …………………………….       21
                   C. Tanggapan Dari Masyarakat ………………………………….       22
BAB IV     :    KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ……………………….. 25
                   A. Refleksi ………………………………………………………..       25
                   B. Rencana Tindak Lanjut ………………………………………..       26
                   C. Rekomendasi …………………………………………………..       27

LAMPIRAN-LAMPIRAN


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Gambaran Umum Desa Plunturan Kecamatan Pulung
1.    Sejarah Desa
Desa Plunturan berawal dari dua orang pendatang dari kerajaan Mataram, yang bernama Satariman dengan abdi kinasih yang bernama Suto Menggolo Kurang lebih abad 16 pada masa pemerintahan Browijoyo terakhir. Pada waktu itu desa plunturan masih berupa hutan belantara. Mereka membabat hutan belantara menjadi desa. kedua orang tersebut menyiarkan agama Islam dam mendirikan pesantren. Lambat laun pesantren tersebut memiliki banyak pengikut sehingga ikut membantu membabat hutan dan mempercepat terjadinya pedesaan. pesanternnya berkembang dan akhirnya membuat tempat ibadah dengan berkembangnya pesantren yang dipimpin kedua orang tersebut. Karena itu, banyak tokoh yang iri, sehingga tokoh-tokoh yang iri tersebut mengancam akan berbuat jahat kepada orang tersebut. orang-orang yang iri selalu merekayasa untuk menghancurkan kedua tokoh tersebut dengan senjata tajam, senjata benda tumpul untuk menyerang kedua tokoh tersebut yang akhirnya senjata tersebut bisa dipegang oleh keduanya, yang akhirnya senjata bisa dipluntur dan orang jahat tersebut menyerah kepada kedua tokoh tersebut. Kejadian tersebut adalah terakhir kalinya bagi orang-orang yang mau berbuat jahat. Untuk itu kedua tokoh mengambil kesimpulan, orang akan berbuat jahat karena kesaktian tokoh mereka yang akan berbuat jahat membatalkan niatnya. [1]
Dan kesaktian kedua tokoh tersebut di atas, senjata tajam maupun senjata tumpul dan senjata tersebut bisa dipegang dan dipluntur kedua tokoh di atas. Untuk itu senjata orang yang berbuat jahat luntur dipluntur, yang akhirnya karena kesaktian kedua tokoh tersebut menemukan desa Plunturan.
Setelah itu, desa sudah dinamakan desa Plunturan dan pesantren berjalan dengan keadaan aman. Kemudian, Si Suto Menggolo diangkat menjadi bekel / lurah. Sedangkan, Kyai Satariman meneruskan perjalanan babat hutan ke wilayah utara. Babatan tersebut dinamakan desa Kesugihan diteruskan ke desa Serag.[2]
Adapun penamaan dusun Suru sendiri didasarkan ketika utusan dari Prabu Brawijaya tersebut beristirahat dalam melakukan babat Desa Plunturan. Dalam waktu istirahat itu mereka mencari air untuk diminum. Karena tidak ada tempat air minum maka mereka menggunakan daun suru sebagai tempat untuk mengambil air sungai untuk kemudian diminum. Pemanfaatan daun suru sebagai tempat air minum inilah yang kemudian dijadikan nama dusun Suru.[3]
Desa Plunturan telah mengalami beberapa pergantian kepala desa. Akan tetapi  yang Termuat dalam Buku Panduan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa(RPJMDS), hanya kapala desa yaitu: Pertama, Sumorejo pada tahun 1950-1968. Kedua, Bhikan Gondo Wiyono Pada tahun 1968-2006. Ketiga, Dwi Bintoro, ST pada tahun 2007-Sekarang.[4]
Berdasarkan informasi dari Bapak Yahudi, desa Plunturan terdiri dari empat dusun, yaitu:
a.              Dukuh Krajan
b.             Dukuh Cabeyan
c.              Dukuh Suru
d.             Dukuh Gadungan[5]
2.           Keadaan wilayah desa Plunturan
Luas wilayah Desa Plunturan sekitar 346,182 Ha, sedangkan Dusun Suru merupakan salah satu Dusun dari Desa Plunturan dengan luas kurang lebih 96,7 Ha, yang mempunyai kondisi geografis sebagai berikut:
ORBITASI
Jarak ke Kecamatan
3,5 Km
Lama Tempuh ke Kecamatan
0,25 Jam
Jarak ke Kabupaten
20,5 Km
Lama Tempuh ke Kabupaten
0,5 Jam

Dusun Suru merupakan daerah dataran tinggi di Kecamatan Pulung. Dan merupakan salah satu dusun di desa Plunturan yang mengakami masalah air. Secara geografis dusun ini terletak sekitar 20,5 Km dari pusat kota Ponorogo. Adapun yang menjadi batas-batas wilayah Dusun Suru adalah sebagai berikut:[6]
a.         Sebelah utara berbatasan dengan           : Dusun Krajan
b.        Sebelah selatan berbatasan dengan        : Desa Wotan
c.         Sebelah barat berbatasan dengan           : Dusun Gadungan
d.        Sebelah timur berbatasan dengan          : Dusun Cabean
Sedangkan batas Wilayah Desa Plunturan adalah sebagai berikut :
a.         Sebelah Utara berbatasan dengan          : Desa Sugihan
b.        Sebelah Selatan berbatasan dengan       : Desa Wotan
c.         Sebelah Barat berbatasan dengan          : Desa Pomahan
d.        Sebelah Timur berbatasan dengan         : Desa Munggung[7]
3.    Tata Pemerintahan
Adapun susunan perangkat Desa Plunturan Dusun Suru sebagai berikut:
a.         Kepala Desa                   : Dwi Bintoro S.T
b.        Kepala Dusun                : Yahudi
c.         Ketua RW I                   :  Pawito
1)        RT I                                    : Edi Harianto
2)        RT II                       : Pono
3)        RT III                     : Yatimun
4)        RT IV                     : Yateno
d.        Tokoh Agama RW I  
1)        Naji
2)        Jarianto 
3)        Dari suwarno
e.       Ketua RW II                  : Gunaji
1)        RT I                        : Parmo
2)        RT II                       : Sumiran
3)        RT III                     : Misnianto
4)        RT IV                     : Kateni
f.       Tokoh Agama RW II :
1)      Munawar
2)      Suyatno
g.      BPD
1)        Ahmadi
2)        Sarni (RW I)
3)        Purnani
h.      Jogoboyo           : Sucipto[8] 
4.    Kependudukan[9]
a.       Jumlah penduduk menurut jenis kelamin
No.
Jenis Kelamin
Jumlah
1
Laki-laki
1771 Orang
2
Perempuan
1811 Orang
3
Kepala keluarga
           1075 KK     
b.      Jumlah penduduk menurut golongan usia
No.
Golongan Umur
Jumlah (orang)
1
0-12 Bulan
48
2
1-4 Tahun
345
3
5-7 Tahun
210
4
7-18 Tahun
486
5
18-56 Tahun
1905
6
>56 Tahun
306

c.       Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan 
No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah (orang)
1
Sedang sekolah TK
93
2
Sedang sekolah
185
3
Tamat SD/sederajat
52
4
Tamat SLTP/ sederajat
40
5
Tamat SLTA/sederajat
20
6
Tamat diploma/sarjana
20

5.         Keadaan Sosial Ekonomi
Keadaan ekonomi masyarakat desa Plunturan khususnya berada pada tingkat menengah. Mayoritas dari mereka bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Masyarakat Dusun Suru mengandalkan perairan sawah mereka dengan irigasi yang bersumber dari daerah mereka sendiri. Karena memang secara turun temurun tidak menggunakan bantuan diesel, tapi menggunakan pengairan dari gunung. Adapun saluran irigasi arahnya bercabang, sehingga pengairan hanya bisa dilakukan setiap dua sampai tiga minggu sekali dan dilakukan selama 2 X 24 jam setiap gilirannya. Selain mengandalkan pertanian, masyarakat dusun suru sebagaian kecil juga sebagai pencari batu kali. Sedangkan golongan pegawai selain petani mata pencaharian dusun Suruadalah pegawai, dan guru. Untuk lebih rincinya mata pencaharian penduduk Desa Plunturan adalah sebagai berikut :[10]
No.
Mata Pencaharian
Jumlah (orang)
1
Petani
127
2
Buruh Tani
670
3
Buruh Swasta
56
4
Pegawai Negeri Sipil
26
5
Guru Negeri
16
6
Guru Swasta
7
7
TNI/POLRI
5
8
Pedagang
11
9
Tukang kayu/batu
10
10
Peternak
4
11
Karyawan Swasta
130
12
Panjahit
5
13
Pensiunan
13
Namun demikian, berdasarkan keterangan yang kami peroleh dari sebagian warga Suru, sebagian dari mereka, khususnya para pemuda banyak yang merantau ke daerah lain untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Dalam perantauan tersebut, ada yang yang bekerja sebagai buruh pabrik, pembantu rumah tangga dan ada juga yang membuka usaha baru di negeri perantauan. Hasil dari perantauan tersebut dapat dikatakan sangat membantu perekonomian masyarakat terutama dalam hal memperbaiki tempat tinggal dan melengkapi peralatan-peralatan rumah tangga. Bagi sebagian warga yang menetap di perantauan mereka pulang hanya sekedar tilik rumah orang tua, karena memang mereka memilih hidup di negeri perantauan.[11]
6.  Sosial – Pendidikan
Pendidikan merupakan ha penting dalam sebuah peradaban,  Kemajuan suatu masyarakat salah satunya dapat dilihat dari aspek tinggi rendahnya pendidikan yang ada dalam masyarakat tersebut. Pendidikan merupakan bukti perkembangan peradaban dalam masyarakat. Dengan adanya pendidikan akan mampu membawa masyarakat menuju masyarakat terdidik dan berperilaku mulia. Dengan demikian, mengingat begitu urgentnya fungsi pendidikan dalam masyarakat, pendidikan pantaslah menjadi sorotan utama dalam menopang perkembangan dan kemajuan dalam suatu masyarakat.
Dusun Suru Desa Plunturan memiliki beberapa lembaga pendidikan yaitu PAUD, TK, dan ada dua SD di desa Plunturan yakni SD Plunturan 01 dan SD Plunturan 02 yang lokasinya pun sangat dekat, bisa dikatakan berdampingan. Disamping itu pendidikan non formal seperti TPA juga dilaksanakan meskipun tidak setiap hari, yakni masuk setiap hari kamis, jum’at, sabtu dan minggu. Pengkaderan pendidik khususnya untuk pendidik TPA memang sangat sulit dilaksanakan karena setiap anak yang sudah masuk ke sekolah setingkat SMP sudah tidak mau aktif di TPA lagi. TPA di Dusun Suru peminatnya akan meningkat saat momen-momen tertentu, seperti ketika ada kegiatan di dusun tersebut misalnya kegiatan KKN/KPM dari berbagai Perguruan Tinggi. Sebelum kelompok kami memasuki Dusun Suru, telah ada kegiatan KKN/KPM sebelumnya. Pada tahun 2005, ISID Gontor menjalankan KKN di Dusun Suru, tahun 2013 dan 2014 STAIN Ponorogo juga menjalankan KPM di Dusun Suru. Dan pada momen inilah kegiatan kegamaan di Dusun tersebut meningkat untuk sementara waktu.[12]
7.   Keadaan Sosial Politik
Desa Plunturan dikepalai oleh seorang kepala desa yang bernama  Dwi Bintoro ST dan di bantu oleh perangkat desa yang lain.
Dusun Suru sendiri terdiri dari dua RW dan delapan RT, yakni:
a.         RW I di ketuai oleh Pawito
b.         RT 01 di ketuai oleh Edi Haryanto
c.         RT 02 diketuai oleh Pono
d.        RT 03 diketuai oleh Katimun
e.         RT 04 diketuai oleh Yateno
f.          RW II diketuai oleh Gunaji
g.         RT 01 diketuai oleh Bpk Parmo
h.         RT 02 diketuai oleh Bpk Sumiran
i.           RT 03 diketuai oleh Bpk Misnianto
j.           RT 04 diketuai oleh Bpk Kateni[13] 
Selain pamong desa, keadaan sosoial-politik masyarakat dusun suru juga dipengaruhi oleh tokoh-tokoh berpengaruh. Salah satunya adalah bapak  Bhikan Gondho Wijoyo, beliau yang akrab dipanggil mbah kung ini adalah lurah sebelumnya sekaligus ayah bapak Dwi Bintoro. Walaupun tidak bersifat formal, bapak Bhikan masih disegani oleh masyarakat dusun suru.
8.             Keadaan Sosial Keagamaan
Agama yang dianut oleh masyarakat Suru adalah agama Islam. Islam masuk ke dusun tersebut pada tahun 1966  yang bawa oleh seorang penduduk Balong Ponorogo. Islam semakin berkembang di dusun tersebut, hingga pada tahun 1976 didirikan Mushalla Al-Ikhlas, yang terletak di RW 0I Dusun Plunturan. Pada tahun 1986 mushalla ini mulai digukanan untuk  Shalat Jum’at pada sampai akhirnya berhenti pada tahun 1997 yang disebabkan oleh faktor kekurangan SDM yang bertugas sebagai petugas shalat jum’at. Barulah pada tahun 2013, KPM STAIN Ponorogo bersama masyarakat mengalih statuskan mushola menjadi masjid dan digunakan untuk sholat jum’at sampai sekarang.[14]
Kemudian, pada tahun 1980 berdiri  Mushalla di RW 02/RT 03, yang kemudian beralih menjadi masjid atas kesepakatan bersama dan pada tahun 1991 mulai didirikan sholat jum’at di Masjid tersebut.
Pada tahun 1992, masjid yang terletak di RW 02/RT 03 kurang strategis, maka dengan pertimbangan tersebut masjid dipindah ke RT 01, yang dulunya juga berupa mushalla berdinding anyaman bambu. Jumlah jamaah sholat di masjid tersebut berfluktuasi setiap harinya. Demikian halnya dalam shalat jumat, untuk menggenapkan jamaah menjadi empat puluh orang di dusun Suru ini sangat kesulitan, sehingga pelaksanaan shalat jumat tetap dilaksanakan meskipun jamaah kurang dari empat puluh orang.
Seiring dengan perkembangan waktu, pada tahun 1998 masjid yang terletak di RW 03/RT 01 direhabilitasi, dengan biaya swadaya dari masyarakat sendiri. Masjid tersebut dinamai dengan masjid Al- Mukminin. Pada tahun yang sama, juga berdiri TPA yang dilaksanakan di rumah warga, yang berjalan sekitar dua tahun. Kemudian TPA beralih ke masjid dan mulai eksis sekitar tahun 2010 sampai sekarang, meskipun jumlah peminatnya semakin menipis.[15]
9.  Keadaan Sosial Budaya
Antusiasme masyarakat Desa Plunturan khususnya di Dusun Suru terhadap seni budaya memang begitu besar hal ini nampak dari banyaknya kegiatan masyarakat yang berhubungan dengan kesenian dan kebudayaan seperti  karawitan yang latihannya dilakukan setiap malam kamis, adapula kesenian Reog yang dikelola oleh sanggar yang ada di Dusun Suru ini pula. Selain dari pada itu di dusun Suru terdapat sesepuh-sesepuh yang sangat memahami tentang Reog Ponorogo sekaligus sebagai pengrajin reog.[16] 


B.       Tokoh-Tokoh Masyarakat yang Berpengaruh
Suatu daerah tidak mungkin terlepas dari tokoh-tokoh yang berpengaruh, begitu pula pada Dusun Suru. Tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh di Dusun Suru Desa Plunturan Kecamatan  Pulung  Kabupaten Ponorogo, antara lain
1.         Tokoh Masyarakat
Adapun tokoh masyarakat yang sangat berpengaruh antara lain:
a.         Dwi Bintoro, ST, selaku Kepala Desa Plunturan dan Rakhmanto, selaku sekretaris desa
Keberadaan kepala desa sangat penting dan berpengaruh terutama dalam mengatur jalannya pemerintahan desa, sehingga kepala desa dengan beberapa perangkatnya, termasuk di dalamnya sekretaris desa, berupaya dengan sekuat tenaga untuk meningkatkan SDA dan SDM di Desa Plunturan.
b.        Yahudi (Kasun Dusun Suru), Adi Sujarnoto (Kasun Dusun Krajan), Suwadi (Kasun Dusun Cabean) dan Marjani, (Kasun Dusun Gadungan).
Keberadaan kepala dusun juga sangat dibutuhkan oleh kepala desa, yaitu untuk membantu kelancaran seluruh program desa. Sebagai contoh adalah dalam penyaluran beras sembako dari pemerintah.
c.         Ketua RT/RW Dusun Suru
Ketua RW merupakan perangkat desa yang memiliki kedudukan di atas Ketua RT, yang bertugas mengepalai beberapa RT. Sedangkan Ketua RT adalah struktur perangkat desa yang paling rendah dan paling kecil cakupan tugasnya, ketua RT mengepalai beberapa Kepala Keluarga (KK). Walaupun demikian ketua RT lah yang sangat berat tugasnya serta paling dekat dengan masyarakat karena yang lebih mengetahui keadaan masyarakat.
d.      Marjuki
Selain menjabat sebagai wakil kepala sekolah di SD Negeri 02 Plunturan, dalam kehidupan bermasyarakat dusun Suru, bapak marjuki merupakan tokoh seni budaya, terbukti beliau menguri-uri seni karawitan dengan latihan rutin karawitan Ibu-ibu dan bapak-bapak yang dilakukan dirumah beliau setiap satu minggu sekali, bahkan ketika group karawitan itu diminta untuk mengisi kegiatan, seperti dalam acara pernikahan, acara kesenian di pendopo Ponorogo tak jarang durasi latihanya diperketat 2 kali dalam seminggu, bahkan bisa lebih.[17]
f. Ghani
Satu lagi yang tokoh yang sudah langka di dusun Suru, peran Bapak Ghani memang sangat penting terutama dalam menguri-uri kesenian reog. Beliau adalah salah satu tokoh kesenian reog yang paham betul tentang seni reog secara komperhensif, baik dari sisi historis, filosofis, teknis pembutan hingga makna simbol dan aspek lainya, sehingga tak jarang beliau dijadikan referensi oleh peneliti budaya dari UGM, ISI, maupun dari perguruan tinggi lainya.
Pada tahun 2000 perwakilan dari LIPI bandung melakukan reseach tentang kesenian reog dan pihak LIPI pun singgah dikediaman beliau untuk menggali informasi tentang kesenian tersebut. Wal hasil setelah mendapatkan informasi dan data tentang reog, pihak LIPI memberikan apresiasi kepada beliau dengan memberikan bantuan dana untuk penambahan alat-alat reog dan dana pelestarian seni reog. Ditahun yang sama Bapak Ghani goes to Amerika, diminta untuk mengajar kesenian Reog oleh pemerintah negeri paman Syam tersebut selama tiga bulan. Hingga detik ini beliau masih disibukkan dengan activitas seni reog, baik secara teknis ataupun diminta untuk mengisi acara kesenian di berbagai wilayah yang berskala Nasional.[18]

2.      Tokoh agama
Di Dusun Suru terdapat satu masjid dan enam mushola, tiap masjid dan mushola di pimpin oleh takmirnya masing-masing. Peran dari seluruh ta’mir masjid dan mushola sangat penting khususnya dalam masalah memakmurkan masjid dan mushola.
Diantara takmir yang selalu berpartisipasi dalam kegiatan masjid adalah:
a.         Dari Suwarno, selaku imam dan takmir mushola al-Ikhlas sekaligus sebagai Modin
b.         Munawar,selaku takmir masjid Al-Mukminin
c.         Suyatno, selaku guru agama Dusun Suru
d.        Naji, selaku pengurus Musholla Sunan Kalijaga
e.         Jarianto, selaku tokoh agama Dusun Suru

3.      Tokoh Pemuda
Pemuda yang memilih tinggal di Dusun Suru relatif sedikit  karena banyak dari mereka yang memilih untuk berurbanisasi ke kota besar untuk mengadu nasib dan peruntungan dalam mencukupi perekonomiannya. Wal hasil pemuda yang tersisa di dusun ini tidak terorganisir dan lebih memfokuskan untuk bekerja.
Dari kondisi yang riskan ini, bapak pawito memandu beberapa remaja yang masih bersekolah untuk melakukan pelatihan seni hadroh kontemporer dan kadang diminta untuk mengisi acara walimahan. Oleh masyarakat dusun Suru bapak pawito yang menjabat sebagai ketua RW ini dianggap sebagai tokoh pemuda walaupun pada kenyataanya beliau sudah beristri dan mempunyai dua orang anak.

BAB  II
PROSES KEGIATAN
A.      Alur Teknik PAR
Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) 2014 dilaksanakan dengan berbasis Participatory Action Research (PAR), yang mana perserta KPM atau mahasiswa berperan sebagai fasilitator dalam menggali dan menemukan potensi-potensi yang ada dalam masyarakat. Karena itulah kegiatan-kegiatan penunjang yang telah berjalanpun tidak terlepas dari partisipasi dan peran masyarakat.
Berawal dari kegiatan di atas kegiatan PAR dimulai dengan penggalian data secara observasi dan wawan cara masalah yang dominan pada Dusun Suru Desa Plunturan khususnya yang nantinya akan diangkat sebagai masalah utama. Dari hasil observasi dan wawancara kemudian dilakukan pengolahan data, penetapan masalah yang paling urgen dan mampu di selesaikan oleh TIM PAR di dusun Suru dan langsung ditindaklanjuti dengan melakukan aksi yang relevan dengan permasalahan tersebut bersama masyarakat.
Berikut adalah sususan teknik PRA dari KPM 2014 di Dusun Suru Desa Plunturan
1.      Mapping
Mapping merupakan penggambaran kondisi wilayah secara detail, oleh karena itu untuk menghindari kekeliruan informasi, posisi, dan kondisi penduduk kami mengadakan musyawarah bersama-sama masyarakat yang bertempat di kediaman Bapak Yahudi selaku kepala dusun Suru desa Plunturan.
Adapun hasil dari mapping yang telah kami lakukan dengan masyarakat lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran I tentang mapping (Pemetaan) dusun Suru desa Plunturan.

2.      Transektor
Setelah mendapatkan gambaran kondisi wilayah Dusun Suru, maka dalam kegiatan transector, tim KPM menelusuri dusun untuk mengamati secara langsung lingkungan dan keadaan sumber daya alam, perubahan-perubahan keadaan dan potensi-potensi, dan masalah yang terjadi di masyarakat Dusun Suru.
Untuk lebih jelasnya mengenai transektor ini, bisa dilihat pada lampiran 2.
3.      Alur Sejarah
Alur sejarah merupakan tehnik penelusuran alur sejarah suatu masyarakat dengan menggali kejadian penting yang pernah dialami pada alur waktu tertentu. Time Line atau alur sejarah ini dilaksanakan untuk mencari informasi tentang sejarah dan peristiwa yang pernah terjadi dalam masyarakat khususnya. Adapun time line dari dusun Suru ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 3.
4.      Kalender Musim
Kehidupan masyarakat di Dusun Suru Desa Plunturan yang mayoritas petani kurang lebih dipengaruhi oleh tata cara pola tanam dalam jangka waktu tertentu. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat sangat dipengaruhi oleh musim tanam, musim panen, musim hujan dan musim kemarau.
Dengan mengkaji pola-pola ini kami dapat memperoleh gambaran yang cukup memadai untuk menyusun program pola tanam bagi masyarakat. Dan hasil yang kami peroleh digambarkan melalui kalender yang berbentuk matrik sebagaimana dalam lampiran 4.
5.      Diagram Venn
Setelah menelusuri wilayah di Dusun Suru, kami mengamati kondisi sosial masyarakat Dusun Suru dengan menganalisa peranannya, kepentingannya dan manfaatnya untuk masyarakat dusun setempat. Dari sini kami bersama masyarakat menyusun Diagram Venn, Hal ini bertujuan untuk mengatahui siapa saja yang mempunyai pengaruh paling besar di wilayah Dusun Suru Desa Plunturan, sehingga dapat membantu dalam menyusun rencana guna melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat, terutama untuk meraih dukungan.
Dalam Diagram Venn yang kami buat sebagaimana dalam gambar.  Besar kecilnya bentuk lingkaran menunjukkan besar atau kecilnya komunitas. Sedangkan jarak dekat atau jauhnya lingkaran satu dengan yang lainnya menunjukkan besar atau kecilnya pengaruh suatu komunitas terhadap masyarakat.[19] Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dalam lampiran 5.
6.      Trend and Change
Trend and Change merupakan tehnik penelurusan yang  memfasilitasi masyarakat dusun Suru dalam bentuk bagan untuk mengenali perubahan dan kecenderungan di berbagai keadaan, kejadian serta kegiatan masyarakat dari waktu ke waktu di wilayah Suru. Untuk lebih jalasnya telah terlampir dalam lampiran 6 tentang Trend and Change.

B.  Perumusan Masalah                                                                                        
1.      Pohon Masalah dan Harapan
Setelah mengamati keseluruhan masalah yang ada di dusun Suru, kami menemukan berbagai permasalahan yang menuntut untuk dipecahkan. Namun dari berbagai masalah yang timbul tersebut, tidak mungkin tim KPM dapat menyelesaikan semuanya. Akhirnya, tim KPM beserta masyarakat membuat kesepakatan untuk memfokuskan pada satu masalah yang dirasa mampu untuk diselesaikan secara bersama-sama.
Untuk lebih jelasnya pohon masalah bisa dilihat pada lampiran 7 dan  tentang pohon harapan pada lampiran 8.
2.   Matrik Ranking
Setelah menyusun pohon masalah dan pohon harapan, maka kami beserta masyarakat menyusun bagan peringkat (Matrik Ranking) dari masalah-masalah tersebut, yaitu bagan yang digunakan untuk menganalisis dan membandingkan masalah-masalah yang telah diidentifikasikan dalam bentuk rangking atau skor.
Dengan matrik ini dapat diketahui peringkat masalah yang ada sehingga dapat dipilih mana akar masalah yang dirasa lebih urgen dan mendesak untuk diselesaikan untuk lebih jelasnya matrik rangking dapat dilihat pada lampiran.
Selanjutnya tim KPM menindak lanjuti Matrik Rangking tersebut dengan menganalisanya, mana masalah yang dianggap lebih urgen dan dapat dipecahkan sesuai dengan kemampuan masyarakat dan tim KPM. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.

C.   Proses Dijalankan
1.         Perencanaan Lapangan
Dari permasalahan-permasalahan yang dianggap paling relevan dan berpotensi untuk dicarikan solusinya bersama masyarakat dan mahasiswa peserta KPM, maka disusun sebuah perencanaan lapangan. Adapun topik inti dari perencanaan lapangan tersebut adalah memberikan pelatihan/workshop tentang pentingnya pembuatan pupuk organik.

2.    Proses Aksi
Sebelum aksi dilaksanakan, tim KPM meminta persetujuan dengan para tokoh masyarakat dan kelompok tani, kapan dan dimana aksi ini dilaksanakan. Akhirnya tim KPM membentuk kepanitiaan dan action dilaksanakan bertempat di kantor desa Plunturan. Kegiatan menarik antusias para peserta workshop karena setelah diberikan teori langsung praktik pembuatan di lapangan.
Proses aksi ini diikuti oleh peserta dari tokoh desa, kelompot tani, dan masyarakat. Dengan narasumber yang professional, suasana yang kondusif dan penuh semangat sangat terlihat selama kegiatan berlangsung. Harapan diadakannya workshop dan praktik pupuk  organik ini dapat membentuk kesadaran masyarakat tentang pembuatan dan pengelolaan pupuk organik secara mandiri, dalam rangka memenuhi kebutuhan pupuk demi menunjang pertanian.

BAB  III
HASIL DAN DAMPAK
A.      Hasil yang Dicapai
KPM STAIN 2014 khususnya kelompok XXVIII telah selesai melakukan serentetan kegiatan yang telah diprogram oleh panitia KPM yaitu, melakukan kegiatan PAR dari satu tahapan ke tahapan yang lain. Adapun hasil yang dicapai dengan adanya program KPM ini sebagaimana disebutkan sebelumya yaitu dapat terlaksana “Workshop dan Praktik Pembuatan Pupuk Organik”. Pelatihan tersebut laksanakan pada Senin, 1 September 2014, mulai pukul 08.00 – 11.00 WIByang bertempat di rumah Bapak Dari dengan pembicara Bpk. Wasis Setyo W dkk dari Dinas Pertanian Pulung Ponorogo. Hasil yang dicapai selama Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) di dusun Suru desa Plunturan adalah sebagai berikut:
1.             Kesadaran tentang pentingnya penggunaan pupuk organik
Dengan adanya workshop pupuk organik  tersebut telah membangkitkan kesadaran bagi kelompok tanidan masyarakat setempat, bahwa pentingnya menggunakan pupuk organik dalam pertanian. Dengan dilaksanakannya workshop bagi masyarakat khususnya kelompok tani dapat memahami tentang pentingnya penggunaan pupuk organik.
2.             Masyarakat bisa membuat pupuk organik sendiri
Tumbuhnya kesadaran bagi masyarakat tentang pentingnya menggunakan pupuk organik. Indikatornya adalah masyarakat  sangat antusias dengan di adakannya workshop pupuk organik.Dengan diadakannya workshop di dusun Suru dapat menggerakkan kelompok tani dan masyarakat setempat dalam penggunaan dan pembuatan pupuk organik. Manfaat dari workshop tersebut adalah masyarakat dapat mengetahui cara pembuatan pupuk organik sehingga hasil akhirnya bisa membuat pupuk organik sendiri. Dan secara tidak langsung para petani tidak bergantung lagi dengan pupuk non organik karena mereka bisa membuat dan mempraktikkan pupuk organik sendiri.
Dengan diadanya workshop dan praktik pembuatan pupuk organik, kami dari kelompok KPM 11 mengharapkan masyarakat tidak tergantung lagi menggunakan pupuk non organik, karena mereka sudah bisa membuat pupuk organik sendiri sehingga memudahkan mereka untuk bercocok tanam.

B.       Dampak Perubahan Yang Terjadi
Dampak yang dihasilkan dari Workshop dan praktik pupuk organik  ialah :
1.      Bertambahnya kesadaran kelompok tani dan masyarakat setempat
2.      Tumbuhnya semangat para petani dalam membuat pupuk organik sendiri
3.      Antusias masyarakat semakin meningkat dengan adanya pemateri yang datang langsung dari dinas pertanian.
4.      Adanya kelompok tani yang mampu berbagi tentang mengolah dan menggunakan pupuk organik.
5.      Terciptanya kelompok tani dan masyarakat setempat mandiri dalam membuat pupuk organik sendiri.

Dari dampak yang telah disebutkan diatas, diharapkan kelompok tani dan masyarakat setempat dapat membuat dan menggunakan pupuk organik.

C.      Tanggapan dari Masyarakat
Adapun tanggapan masyarakat terhadap adanya program KPM STAIN Ponorogo dapat dilihat  dari sikap para tokoh masyarakat dan masyarakat umum di mana terdapat dukungan yang besar terhadap program-program peserta KPM yang dijalankan. Peserta KPM juga tidak ketinggalan ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang telah ada di dusun Krajan Suru tersebut. Dari hubungan timbal balik yang baik ini terciptalah tali persaudaraan yang kuat sehingga waktu satu bulan  yang ada menjadi terasa begitu cepat dan kurang bagi warga masyarakat dusun Suru.
Selain itu tanggapan yang lebih khusus dari para tokoh agama dan tokoh masyarakat sehubungan dengan kedatangan para peserta KPM juga dapat dilihat dari sambutan yang begitu hangatnya dari tokoh, dimana tim KPM selalu dimintai bantuan dalam berbagai kegiatan keagamaan, misalnya menjadi imam sholat di Mushola terdekat, mengisi Kultum dalam acara tahlil dan yasin rutinan warga Suru, membantu pelaksanaan belajar mengajar  TPA di mushola Kalijaga dan TPA di masjid Al Mu’minin. Bukan hanya di TPA bahkan kami juga mengikuti kegiatan belajar mengajar di SDN 2 Plunturan, TK Darma Wanita dan TK PGRI, PAUD Darma Wanita serta mengadakan workshop pertanian khususnya dalam pembuatan pupuk organik yang menjadi aksi dari tim KPM dan mendapatkan respon yang begitu baik dari kelompok tani dan  masyarakat setempat serta para tokoh masyarakat yang ada dengan diselenggarakannya workshop  tersebut.
Masyarakat desa Plunturan, khususnya dusun Suru, mereka sangat senang dan berterima kasih atas kedatangan Tim KPM di daerah mereka, yang mana kami hanya bisa mengabdikan diri dan memberikan sebatas kemampuan yang kami miliki. Dari paparan diatas, dapat diketahui bahwa tanggapan masyarakat dusun Suru terhadap peserta KPM adalah sebagai berikut:
1.    Tokoh Agama
a.       Munawar
Kedatangan mahasiswa STAIN dalam rangka melakukan kegiatan KPM, dimanfaatkan oleh Bapak Munawaruntuk menghidupkan kembali TPA yang kurang aktif dan kurang tenaga pengajar selain itu mahasiswa STAIN sangatlah ramah dalam bermasyarakat sehingga sangatlah diterima oleh masyarakat.
b.         Naji
Kedatangan mahasiswa STAIN dalam rangka melakukan kegiatan KPM, sangat membantu menghidupkan mushola Kalijaga dan TPA yang sempat mati atau vakum.
2.      Tokoh Masyarakat
a.       Dwi Bintoro selaku Kepala Desa Plunturan
Beliau mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa STAIN yang sedang mengemban tugas dari kampus karena bisa menambah pengetahuan kepada masyarakat desa Plunturan, serta telah mampu menyemarakkan kegiatan 17 an peringatan HUT RI dan keagamaan dalam bentuk pengaktifan TPA, menghidupkan masjid dan mengadakan pelatihan kaderisasi guru TPA Musshola Kalijaga serta mengadakan pelatihan pertanian khususnya tentang pupuk organik.
b.      Ary silvia (Staf Pengajar TPA Dusun Suru)
Bagi mbak ary kedatangan mahasiswa KPM sangat membantu kelancaran proses pembelajaran di TPA yang dia kelola.Begitu pula dengan diadakanya perlombaan yang diikuti oleh anak-anak TPA dusun Suru  karena dalam kegiatan tersebut telah mampu menarik perhatian anak-anak dalam mengikuti perlombaan tersebut dengan lancar.
c.         Dari suwarno (ketua kelompok tani)
Bagi bapak Dari kedatangan mahasiswa KPM sangat membantu warga untuk mendapatkan pengetahuan khususnya tentang pupuk organik. Workshop yang diadakan oleh KPM Kelompok 11 bisa menjadi solusi dari permasalahan yang ada. Diketahui bahwa para petani khususnya yang menanam jae gajah sangat membutuhkan pupuk organik, dengan begitu para petani bisa membuat pupuk organik sendiri. Bapak Dari juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan kerja samanya untuk kemajuan pertanian di Dusun Suru.
3.      Masyarakat Umum
Masyarakat dusun Suru secara umum adalah masyarakat yang ramah dan mempunyai rasa kekeluargaan yang erat. Kedatangan peserta KPM disanamendapatsambutan yang hangat, meskipunmerekabelummengenal kami. Selama kami melaksanakan kegiatan disanana masyarakat sekitar sangat membantu mulai dari pembukaan sampai dengan penutupan.
Menurut mereka kegiatan PAR yang sudah dilaksanakan menguntungkan bagi mereka dimana mahasiswa dapat terlibat langsung untuk menumbuhkan kesadaran dan memberdayakan masyarakat serta bisa membantu  memecahkan masalah yang ada dilingkungannya.

BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.      Refleksi
Dalam mencapai suatu tujuan, pasti akan membutuhkan suatu proses. Dan hal itu tentunya akan dirasakan oleh suatu kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Begitu pulalah yang dialami oleh kelompok kami dalam mencapai tujuan yang kami inginkan. Begitu banyak proses yang kami lewati dalam mencari informan yang dapat dipercaya demi mengumpulkan data-data yang kami butuhkan. Hingga pada akhirnya kami mendapatkan informasi yang kami butuhkan sesuai harapan dan keinginan kami. Dan pada saat data-data yang kami butuhkan telah terkumpul, kami baru dapat menemukan masalah yang ada dan membutuhkan penyelesaian sesegera mungkin di Desa plunturan  terutama di dusun Suru. Kemudian secara bersama-sama kami mencoba menyelesaikan dengan warga.
Sistem Kuliah Pengabdian Masyarakat dengan menggunakan teknik Participatory Action Research (PAR) ini, membuat kami dapat menggali informasi, memperoleh ilmu, serta mendapat pengalaman yang sangat banyak dari masyarakat. Hal itu dikarenakan dalam PAR kami dituntut untuk berpartisipasi aktif mencari informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang kami usung. Dan kami hanyalah bertindak sebagai fasilitator yang memberdayakan sumber daya yang ada di Desa setempat yang kami tempati, dalam seluruh proses yang berkaitan dengan pencarian masalah dan penyelesaiannya. Selain itu, walaupun waktu berjalan dengan sangat cepat, yaitu hanya 29 hari, terhitung sejak 06 Agustus  sampai 05 September 2014. Kami bersyukur karena pada akhirnya kami dapat menyelesaikan KPM berbasis PAR ini dengan baik sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kami menyimpulkan bahwa KPM yang telah kami laksanakan berhasil walaupun masih ada kekurangan disana sini. Meskipun demikian, kami merasa semua kegiatan yang kami laksanakan sangat bermanfaat bagi kami. Dan semoga ilmu dan pengalaman yang telah kami dapatkan dari masyarakat Desa Plunturan dapat menjadi bekal kami di masa yang akan datang. Amin.  
B.       Rencana Tindak Lanjut 
Setelah kami selesai melakukan aksi tentunya tidak hanya berhenti sampai diditu saja, karena sudah barang tentu bahwa sesuatu memiliki kekurangan, dan kesempurnaan hanya milik Allah swt, maka kami mencoba melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang sudah kami lakukan.
Aksi yang sudah kami lakukan seperti yang sudah kami paparkan diatas adalah mengumpulkan warga dusun suru dalam rangka musyawarah rencana pengembangan sumber daya alam, pertanian dengan menggunakan pupuk organik. Karena khususnya di daerah pulung sangat memerlukan pengembangan terkait pembuatan pupuk organik untuk menjadikan hasil panen yang lebih meningkat dan menguntungkan.
Dari hasil yang dicapai tersebut kami mempunyai rencana tindak lanjut agar pelaksanaan penggunaan pupuk organik bisa di pergunakan secara berkelanjutan. Adapun bentuk tindak lanjut kami adalah sebagai berikut:
1.    Dengan diadakannya workshop dan praktik pembuatan pupuk organik warga kelompok tani nantinya dapat membuat pupuk organik sendiri.
2.    Warga kelompok tani yang telah mengikuti workshop dan praktik pembuatan pupuk organik nantinya dapat menularkan ilmu ataupun keahliannya kepada warga lain.

C.      Rekomendasi
Karena terbatasnya waktu dan kemampuan kami, maka tidak semua permasalahan yang kami temukan dapat terfasilitasi dengan baik. oleh karena itu kami memberikan rekomendasi kepada semua pihak yang terkait dan memiliki kepedulian yang sama mengenai permasalahan-permasalahan yang ada di Dusun Suru, terutama yang berkenaan dengan pemberdayaan Masjid . Dan rekomendasi ini antara lain adalah :
1.    Kepada para perangkat Desa Plunturan untuk memberikan perhatian yang lebih kepada warga dusun suru agar bisa memberdayakan  Masjid  dan kegiatan membudayakan pupuk organik agar supaya dapat di pergunakan secara berkesinambungan.
2.    Kepada seluruh pengurus kelompok tani dan pengelola Masjid di Dusun Suru untuk memonitoring dan membimbing para warga agar semangat dan mempunyai komitmen dalam mengaktifkan kegiatan keagamaan dan kegiatan kemasyarakan, pertanian yang berpusat di masjid .
3.    Kepada seluruh warga Dusun Suru untuk terus semangat dan berjuang dijalan agama dan pertanian yaitu dengan terus mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada demi aktifnya kegiatan dengan memberdayakan di Masjid.
4.    Kepada P3M STAIN Ponorogo untuk selalu melakukan monitoring dan menempatkan peserta KPM di Desa Plunturan pada tahun berikutnya.

Lampiran 8
PERENCANAAN LAPANGAN
“Workshop dan Praktik Pembuatan Pupuk Organik”
GOAL
-    Masyarakat mampu membuat dan mengelola pupuk organik
OUT PUT
-    Kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengelola pupuk organik
-    Tersedianya pupuk organik sebagai penunjang pertanian masyarakat
AKTIVITAS
Musyawarah  bersama masyarakat dan kelompok tani tentang pengelolaan dan pembuatan pupuk organik
INDIKATOR
Kehadiran para tokoh desa, kelompok tani, dan masyarakat dalam pertemuan
ASUMSI
-    Kegiatan disetujui oleh desa
-    Kegiatan didukung oleh masyarakat Dusun Suru Desa Plunturan
-    Waktu dan dana tersedia
-    Narasumber dari Dinas Pertanian Kab. Ponorogo
WAKTU
Pada hari Senin tanggal 1 September 2014,  dilaksanakan mulai pukul 08.00 –11.00 WIB
PIHAK YANG TERLIBAT
-      Perangkat Desa Plunturan
-      Kelompok Tani
-      Masyarakat sekitar
-      Mahasiswa peserta KPM kelompok 11
TEMPAT
-    Kantor Kelurahan Desa Plunturan




Lampiran 5
Gagal panen

 
POHON MASALAH DUSUN SURU DESA PLUNTURAN























 






















KETERANGAN:
Pohon masalah yang diambil dari dusun Suru seperti halnya yang tertera dalam bagan di atas permasalahan yang diambil adalah berkenaan dengan sosial masyarakat, khususnya masalah pertanian yang ada di dusun Suru.
Hal ini kami jadikan patokan karena masyarakat Dusun Suru mempunyai keinginan yang tinggi untuk menggunakan dan mengaplikasikan pupuk organik, hal ini terbukti dengan begitu antusiasnya warga ketika kedatangan tim KPM yang mengadakan Workshop Pertanian dan Praktik Pembuatan Pupuk Organik, yang dihadiri oleh pihak dinas pertanian dan sebagian  kelompok tani yang berasal dari 2 RW dan 8 RT. Disini dinas pertanian tidak hanya menjelaskan secara teori akan tetapi diadakan praktik secara langsung oleh sebagian kelompok  tani yang hadir.
Dengan demikian, adanya workshop sekaligus pengaplikasiannya masyarakat menjadi antusias dalam membuat pupuk organik dengan bahan-bahan yang mudah di didapatkan di lingkungan sekitar seperti kotoran hewan, kotoran manusia, jerami, bekatul, arang sekam, tetes, decomposer dll. Selain itu dengan pupuk organik bisa mengurangi pengeluaran dalam pembiayaan pertanian.  Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari tanaman, hewan dan limbah bahan organik yang telah difermentasi. Bahan-bahan tersebut pada dasarnya mudah untuk didapatkan di lingkungan sekitar, akan tetapi masyarakat malas serta kurang adanya kesabaran dalam menunggu proses pembuatan pupuk organik tersebut. Selain faktor itu kurangnya pengetahuan serta kesadaran masyarakat untuk menggunakan pupuk organik. Hal ini bukan tanpa sebab. Sebagian masyarakat Suru memilih untuk membeli pupuk non organik.
Pohon masalah dalam bagan di atas, dapat dibaca dan dilihat bedasarkan keterangan sebagai berikut:
  1.       Anak panah yang menuju ke atas menunjukkan akibat yang timbul dari tidak dusun Suru.
  2.       Anak panah yang menuju ke bawah menunjukkan sebab yang memungkinkan tidak makmurnya masjid di Dusun Suru.
Beberapa sebab dan akibat atas tidak makmurnhya masjid telah diketahui dari observasi yang telah dilakukan oleh Tim KPM dan wawancara dengan masyarakat dusun Suru.


 
Lampiran 6
Berhasil panen

 
POHON HARAPAN DUSUN SURU DESA PLUNTURAN























 






















KETERANGAN:
Pohon harapan yang ada dalam laporan ini dibuat berdasarkan keputusan bersama seluruh anggota KPM kelompok XI. Dari sinilah kemudian disepakati pentingnya menggunakan pupuk organik di dusun Suru, serta mengadakan workshop pertanian dan praktik pembuatan pupuk organik dengan mendatangkan pemateri dari dinas pertanian yang akan membantu memberikan penjelasan dan pengarahan demi kelancaran program tersebut. Di samping itu, langsung diadakannya praktik sebagai upaya membangkitkan antusiasisme masyarakat dalam pembuatan pupuk organik. Dengan demikian, harapan diadakannya workshop tersebut bisa membawa kemajuan di dusun Suru, khususnya dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.



Lampiran 7
MATRIX RANKING DUSUN SURU DESA PULNTURAN
    Sebab

Akibat
Kurangnya pengetahuan tentang pembuatan pupuk organik
Harga Pupuk mahal
Penimbunan pupuk oleh pihak-pihak tertentu
Tidak adanya persediaan pupuk non organik
Kurangnya pengetahuan tentang pembuatan pupuk organic
0
-
-
+
Harga Pupuk mahal
+
0
+
-
Penimbunan pupuk oleh pihak-pihak tertentu
+
+
0
-
Tidak adanya persediaan pupuk non organic
+
+
-
0

3
2
1
1

Keterangan Matrix Ranking
Berdasarkan analisis matrix ranking dari pohon masalah di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan dengan skor tertinggi dan perlu ditangani sesuai dengan kemampuan peserta KPM di dusun Suru, dapat diambil beberapa permasalahan yang ada diantaranya:
Ø  Minimnya pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan dan pembuatan pupuk organik dengan skor 3
Ø  Melambungnya harga pupuk dengan skor 2
Ø  Adanya pihak-pihak tertentu yang melakukan penimbunan dengan skor 1
Ø  Tidak adanya persediaan pupuk non organik dengan skor 1


 
Lampiran 9
ANALISA URGENSI DAN RELEVANSI
MASALAH
RELEVANSI
URGENSI
KEMAMPUAN PAR
KEMAMPUAN MASYARAKAT
SKOR
Kurangnya pengetahuan tentang pembuatan pupuk organic
+
+
+
+
4
Harga Pupuk mahal
+
+
-
-
2
Penimbunan pupuk oleh pihak-pihak tertentu
+
+
+
-
3
Tidak adanya persediaan pupuk non organic
+
+
-
-
2

Keterangan Analisa Urgensi dan Relevansi
Berdasarkan analisis di atas, tim KPM dan masyarakat menentukan prioritas penyelesaian terlebih dahulu pada skor akhir tertinggi dapat diketahui bahwa:
Ø  Minimnya pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan dan pembuatan pupuk organik dengan skor 4
Ø  Melambungnya harga pupuk dengan skor 2
Ø  Adanya pihak-pihak tertentu yang melakukan penimbunan dengan skor 3
Ø  Tidak adanya persediaan pupuk non organik dengan skor 2



Lampiran 10
STRUKTUR DEWAN KERJA KPM KELOMPOK 11
NO.
NAMA
NIM
JURUSAN
JABATAN
  1.
M. Najammudin A.
210211034
MU
Ketua
  2.
Ade Prasetyo
210311213
TB
Wakil ketua
  3.
M. Bahrul Ilmi
210511101
TB
Sekretaris I
  4.
Iin Inayatussalamah
210311128
TH
Sekretaris II
  5.
Luluk Ida Wati
210611069
PG
Bendahara I
  6.
Devi Ristiana
210911080
TI
Bendahara II
  7.
Yuana Novia E.
210311045
TB
Sie pendidikan (koord)
  8.
Siti Karomah N.
210511104
TA
Sie pendidikan
  9.
Usman Zainuddin
210411004
TH
Sie keagamaan (koord)
10.
Umi Mahmudah
210411005
TH
Sie keagamaan
11.
Sofa Renaldi
210111018
AS
Sie kemasyarakatan (koord)
12.
Uswatun Khasanah
210310162
MU
Sie kemasyarakatan
13.
Tri Hajuni
210611142
PG
Sie kepemudaan (koord)
14.
Farid Ismawan
210311141
TB
Sie perkap dekdok (koord)
15.
Ikhda Lidiana
210111046
AS
Sie perkap dekdok




Lampiran 3
TIME LINE DUSUN SURU DESA PLUNTURAN

Peristiwa Penting
Di Dusun Suru Desa Plunturan
Kecamatan Pulung Ponorogo

No.
Tahun
Peristiwa
Dampak
1.
Abad ke 16
Pada masa pemerintahan Brawijaya
Desa Plunturan masih seperti hutan belantara. Kemudian ada dua orang pendatang dari kerajaan Mataram, yang bernama Satariman dengan abdi kinasih yang bernama Suto Menggolo menyiarkan agama Islam dam mendirikan pesantren, sehingga Plunturan berubah menjadi pemukiman penduduk atau pedesaan.
Masuknya nilai-nilai keIslaman di Desa Plunturan
2.
-
Prabu Brawijaya beristirahat dalam melakukan babat Desa Plunturan. Dalam waktu istirahat itu mereka mencari air untuk diminum. Karena tidak ada tempat air minum maka mereka menggunakan daun suru sebagai tempat untuk mengambil air sungai untuk kemudian diminum. Pemanfaatan daun suru sebagai tempat air minum inilah yang kemudian dijadikan nama dusun Suru.
Babat desa Plunturan dan pemberian nama suru pada salah satu daerah.
3.
1950-1968
Kepala Desa Pertama di pegang oleh Bpk. Sumorejo
Terbentuknya struktur jabatan kelurahan
4.
1968-2006
Kepala desa kedua Bpk. Bhikan Gondo Wiyono
Arah kebijakan mulai membaik
5.
2007-Sekarang
Kepala desa berikutnya Bpk. Dwi Bintoro, ST
Meningkatkan kesejahteraan desa, dan melestarikan tradisi dan kebudayaan masyarakat Plunturan

Informan; Bapak Dwi Bintoro, ST (Kepala Desa Plunturan), Bapak Yahudi (Kepala Dusun Suru), dan Bapak Pawito (Ketua Rw 1)



Lampiran 4


DIAGRAM VENN DUSUN SURU DESA PLUNTURAN


 

















Catatan;
Semakin dekat simbol dengan lingkaran pusat, menunjukkan lembaga tersebut semakin berpengaruh di masyarakat.
Semakin besar simbol, menunjukkan lembaga tersebut semakin penting dalam masyarakat.


Informan; Bapak Dwi Bintoro, ST (Kepala Desa Plunturan), Bapak Yahudi (Kepala Dusun Suru),  Bapak Pawito (Ketua Rw 1), Bapak Tohari, Bapak Edi Harianto, dan Bapak Pono.



KETERANGAN:
Diagram venn merupakan teknik yang bermanfaat untuk melihat hubungan masyarakat dengan berbagai tokoh masyarakat atau lembaga yang terdapat di dusun Krajan Tengah dan lingkungannya. Teknik ini  bertujuan untuk memperoleh data tentang pengaruh tokoh masyarakat atau lembaga yang ada di wilayah dusun Suru terhadap persoalan warga masyarakatnya, serta tingkat kepedulian tokoh masyarakat atau lembaga dalam membantu memecahkan persoalan yang dihadapi.
Berdasarkan diagram venn diatas dapat diketahui hubungan timbal balik antara masyarakat dusun Suru berdasarkan sosial keagamaan sebagai berikut:
  1.         Lingkaran tengah (masjid) menunjukan komunitas masyarakat Suru yang merupakan pusat dari seluruh aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
  2.         Lingkaran aliran kebatinan atau kejawen menunjukkan bahwa sebagian besar kepercayaan masyarakat Suru dipengaruhi oleh adat yang telah berjalan, tetapi eksistensinya tidak mempengaruhi keberadaan masjid di dusun tersebut.
  3.         Lingkaran budaya menerangkan bahwa budaya masyarakat Suru sangat beragam dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan dan keramaian masjid.
  4.         Lingkaran tokoh agama dengan kuantitas menengah, namun sangat mepengaruhi eksistensi masjid di dusun Suru.
  5.         Lingkaran takmir masjid, jumlah proporsional dengan jumlah masjid yang ada di dusun Suru. Keberadaan takmir masjid sangat menentukan berjalan tidaknya suatu sistem yang telah dicanangkan dalam program-program yang akan dijalankan.
  6.         Lingkaran pendidikan agama, meliputi TPA/TPQ. Berdirinya lembaga pendidikan agama akan menopang berjalannya kegiatan masjid serta dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang urgenitas masjid di tengah-tengah mereka.
  7.         Lingkaran perangkat desa, meskipun jumlahnya cukup banyak, akan tetapi eksistensinya tidak begitu berpengaruh terhadap kemajuan masjid.
  8.         Lingkaran Islam abangan, jumlahnya tidak terlalu banyak dan tidak memberikan pengaruh terhadap kemajuan masjid.
  9.         Lingkaran pemabuk, jumlahnya sedikit dan tidak berpengaruh, karena pera pemabuk yang ada di dusun Suru mayoritas berasal dari daerah lain.



TRANSKRIP OBSERVASI


Tanggal kegiatan           : Minggu Pertama KPM
Waktu                           : Kondisional
Lokasi                           : Wilayah Dusun Suru
Kegiatan                       : Penelusuran Desa
Bukti                             : 4 lembar



 























Catatan:
Kegiatan penelusuran wilayah dusun Suru, sekaligus melakukan pemetaan tentang berbagai potensi yang ada di dusun. Diantaranya, adalah sawah, pemukiman, tempat ibadah, dan juga pendidikan keagamaan.



TRANSKRIP OBSERVASI


Tanggal kegiatan           : 12 s/d 14 Agustus 2014
Waktu                           : 3 hari
Lokasi                           : Desa Pomahan
Kegiatan                       : Pendamping Lomba Tingkat II Pramuka se-Kecamatan Pulung
Bukti                             : 4 lembar

 























Catatan:
Kegiatan Lomba Tingkat II dilaksanakan oleh Kwartir Ranting Kecamatan Pulung Ponorogo. Tim KPM bertindak sebagai Pembina pendamping di Gugus Depan SDN 02 Plunturan selama kegiatan berlangsung. Kegiatan berlangsung selama 3 hari. Dalam kegiatan perkemahan ini regu putri mendapatkan juara 1 dan regu putra harapan 1 se-kecamatan Pulung.



TRANSKRIP OBSERVASI


Tanggal kegiatan           : 20 dan 25 Agustus 2014
Waktu                           : 13.00 s/d selesai
Lokasi                           : Halaman Kantor Desa Plunturan
Kegiatan                       : Peringatan Hari Kemerdekaan HUT RI ke 69
Bukti                             : 4 lembar

 























Catatan:
Peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke 69 dimeriahkan dengan berbagai lomba. Kegiatan ini merupakan salah satu wujud cinta tanah air, dan mengenang perjuangan para pahlawan dalam menegakkan kemerdekaan. Dengan harapan kegiatan ini senantiasa memupuk rasa cinta tanah air dan semangat kemerdekaan.



TRANSKRIP OBSERVASI


Tanggal kegiatan           : 25 Agustus 2014
Waktu                           : 19.30 s/d selesai
Lokasi                           : Halaman Kantor Desa Plunturan
Kegiatan                       : Malam Kesenian dan Kebudayaan
Bukti                             : 4 lembar

 























Catatan:
Malam Kesenian dan Kebudayaan Reog Ponorogo ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 69. Yang di adakan bersama – sama dengan tim KPM dan masyarakat.



Lampiran 11
TRANSKRIP OBSERVASI

Tanggal kegiatan           : 07 Agustus 2014
Waktu                           : 19.00 s/d selesai
Lokasi                           : Aula Kantor Desa Plunturan
Kegiatan                       : Pembukaan Kegiatan KP M Kelompok 11
Bukti                             : 4 lembar

 























Catatan:
Kegiatan pembukaan kegiatan KPM kelompok 11. Dihadiri oleh perangkat Desa Plunturan, tokoh agama, kelompok tani, dan masyarakat setempat.



TRANSKRIP OBSERVASI


Tanggal kegiatan           : 18 Agustus 2014
Waktu                           : 08.00 s/d selesai
Lokasi                           : Jalan depan Kantor Desa Plunturan
Kegiatan                       : Jalan Santai TK Plunturan
Bukti                             : 4 lembar

 


























Catatan:
Kegiatan Jalan santai ini diselenggarakan bersama dengan TK PGRI Plunturan bersama dengan tim KPM kelompok 11.



TRANSKRIP OBSERVASI


Tanggal kegiatan           : Selama KPM berlangsung
Waktu                           : 07.00 s/d selesai
Lokasi                           : TK PGRI Plunturan
Kegiatan                       : Membantu Me ngajar di TK Plunturan
Bukti                             : 4 lembar

 























Catatan:
Kegiatan membantu mengajar di TK PGRI Plunturan merupakan rutinitas kegiatan tim KPM selama satu bulan bertugas di sana.



TRANSKRIP OBSERVASI


Tanggal kegiatan           : Minggu Kedua KPM
Waktu                           : Kondisional
Lokasi                           : Rumah para tokoh agama dan masyarakat
Kegiatan                       : Silaturahmi dan penggalian data
Bukti                             :  4 lembar

 























Catatan:
Kegiatan silaturahmi ini menjadi bagian dari kegiatan penggalian data dan pendalaman program kerja KPM kelompok 11 bersama-sama dengan para tokoh masyarakat.



TRANSKRIP OBSERVASI


Tanggal kegiatan           : 30 Agustus 2014
Waktu                           : 19.00 s/d selesai
Lokasi                           : Belakang Kantor Desa Plunturan
Kegiatan                       : Malam Kesenian Karawitan Penutupan KPM kelompok 11
Bukti                             :   4 lembar

 























Catatan:
Pentas Kesenian Karawitan, merupakan Kegiatan Akbar dalam rangka Penutupan KPM kelompok 11 di Dusun Suru Desa Plunturan. Kegiatan ini diisi dengan berbagai kegiatan, seperti Seni Karawitan, Penampilan dari tim KPM, dan Kesenian Tari Tradisional Reog Ponorogo.



TRANSKRIP OBSERVASI


Tanggal kegiatan           : 01 September 2014
Waktu                           : 08.00 s/d selesai
Lokasi                           : Rumah Bapak Dari
Kegiatan                       : Workshop dan Praktik Pembuatan Pupuk Organik
Bukti                             :   4 lembar

 























Catatan:
Workshop dan Praktik Pembuatan Pupuk Organik ini diikuti oleh 37 peserta, berasal dari kelompok tani dan masyarakat setempat. Kegiatan ini diisi dengan teori sekaligus praktek. Disampaikan langsung oleh Petugas dari Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo.



TRANSKRIP OBSERVASI


Tanggal kegiatan           : Selama KPM Berlangsung
Waktu                           : 15.00 s/d selesai
Lokasi                           : Masjid al-Muttaqin dan Musolla Kalijaga
Kegiatan                       : Kegiatan Belajar Mengajar TPQ
Bukti                             :   4 lembar

 























Catatan:
Kegiatan pengajaran dan pendampingan pembelajaran keagamaan dilaksanakan untuk mewujudkan generasi unggul dan memiliki pendidikan keagamaan. TPQ ini diselenggarakan dan dipersiapkan dengan manajemen dan guru pengajar professional. Diharapkan TPQ di dusun Suru ini dapat berjalan terus guna menjadi media belajar keagamaan di masa-masa berikutnya. Amin.



TRANSKRIP OBSERVASI


Tanggal kegiatan           : 07 September 2014
Waktu                           : 19.00 s/d selesai
Lokasi                           : Rumah Warga
Kegiatan                       : Jamaah yasin Ibu-Ibu
Bukti                             :   4 lembar

 























Catatan:
Mengikuti jama’ah yasinan bersama ibu-ibu Dusun Suru Desa Plunturan. Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap dua minggu sekali setiap malam jumat bakdo shalat isyak.




TRANSKRIP OBSERVASI


Tanggal kegiatan           : 19 Agustus 2014
Waktu                           : Kondisional
Lokasi                           : SDN 02 Plunturan
Kegiatan                       : Membina Persiapan Lomba Gerak Jalan
Bukti                             :   4 lembar

 























Catatan:
Membina adik-adik dalam rangka persiapan lomba gerak jalan se-kecamatan Pulung di SDN 02 Plunturan.



Lampiran 1
MAPPING DUSUN SURU DESA PLUNTURAN








 


[1] Informasi diperoleh dari Dwi Bintoroi, Kepala Dusun Suru Desa Plunturan, pada Rabu 21 Agustus 2013, pukul 13.30 WIB; lihat juga Buku Panduan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa  (RPJMDES)  Desa Plunturan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2015.
[2] Ibid
[3] Informasi dari bapak  Lamin,  pada  sabtu  9  Oktober  pukul  21.30 WIB, di Posko KPM
[4] Buku Panduan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa  (RPJMDES)  Desa Plunturan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2015.
[5]Informasi diperoleh dari Bpk Yahudi, Kepala Dusun Suru Desa Plunturan, pada Rabu 21 Agustus 2013, pukul 13.30 WIB.
[6] Buku Panduan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa  (RPJMDES)  Desa Plunturan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2015.
[7] Ibid,
[8] ibid
[9] Buku Panduan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa  (RPJMDES)  Desa Plunturan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2015.
 
[10]Buku Panduan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa  (RPJMDES)  Desa Plunturan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2015.

[11] Hasil wawancara dengan Boimin (warga Dusun Suru), Kamis 22 Agustus 2013, pukul 10.00 WIB.
[12] Hasil wawancara dengan Bpk Munawar (Tokoh Agama Dusun Suru) dan Dari Suwarno (Takmir Mushalla al-Ikhlas), Minggu 25 Agustus, 2013,pukul 18.15 WIB.
[13] Hasil wawancara dengan Bpk Munawar (Tokoh Agama Dusun Suru) dan Dari Suwarno (Takmir Mushalla al-Ikhlas), Minggu 25 Agustus, 2013,pukul 18.15 WIB.
[14] Ibid
[15] Hasil wawancara dengan Bpk Munawar (Tokoh Agama Dusun Suru) dan Dari Suwarno (Takmir Mushalla al-Ikhlas), Minggu 25 Agustus, 2013,pukul 18.15 WIB.
[16] Hasil wawancara dengan pak  Naji  (Tokoh Agama Dusun Suru), Sabtu, 24 Agustus , 2013,pukul 18.15 WIB.
Hasil wawancara dengan pak Marjuki  (Tokoh Agama Dusun Suru), Sabtu, 27 Agustus , 2013, pukul 19.15 WIB
[18] IIbid
[19] Tim P3M STAIN Ponorogo. Metodologi Perubahan Sosial: Berbasis Participatory Action Research (PAR). (Ponorogo: P3M STAIN Ponorogo,2011),  89.

3 komentar:

  1. Postingan nya sangat bermanfaat sekali mas ade. Tapi sayang mas lampiran berupa fotonya ga bisa dilihat. 😔

    BalasHapus
  2. mas ade boleh minta hard copy file nya. mau liat lampiran beruapa fotonya.

    BalasHapus
  3. saya jga mau liat fotonya tp ga bisa dibuka... mau dibuat referensi soalnya

    BalasHapus